Pesan Ketangguhan Pelajar Blitar (Bag. 2)
Aliansi Indonesia Damai- Akhir Oktober hingga awal November 2021, AIDA menggelar kampanye perdamaian di beberapa sekolah di Blitar, Jawa Timur. Kegiatan dikemas dalam bentuk Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh”. Selain di SMAN 2 Blitar, SMAN 3 Blitar dan SMAN 1 Srengat, AIDA juga menyelenggarakan kegiatan daring ini di SMAN 4 Blitar dan SMK Islam 1 Blitar.
Dalam kegiatan itu, AIDA menghadirkan Tim Perdamaian yang terdiri dari unsur mantan pelaku terorisme dan korbannya. Keduanya berbagi cerita dan pengalaman hidup di hadapan sekitar 55 siswa di setiap sekolah. Melalui kisah itu, AIDA berharap generasi muda mengambil pembelajaran (ibroh) dan ikut membangun perdamaian Indonesia.
Baca juga Pesan Ketangguhan Pelajar Blitar (Bag. 1)
Meski daring, para peserta terlibat aktif dalam kegiatan ini. Sejumlah peserta menuliskan pertanyaan dan pernyataan melalui kolom chat aplikasi Zoom. Sebagian di antaranya membagikan pembelajaran nilai-nilai ketangguhan yang ia peroleh dari kegiatan ini.
Seorang siswi peserta kegiatan di SMAN 4 Blitar, Senin (25/10/2021) mengungkapkan, kisah korban membuatnya memahami bahwa untuk mewujudkan cita-cita dibutuhkan perjuangan yang besar. Meski dalam perjuangan itu penuh cobaan, duka, tapi tidak ada kata menyerah.
Baca juga Dialog Siswa SMK Islam 1 Blitar dengan Penyintas Bom Kampung Melayu
Sementara dari mantan pelaku, ia belajar tentang pentingnya menjaga perdamaian di lingkungan terdekat. “Pembelajaran dari Pak Iswanto (mantan pelaku: red) yaitu kita jangan melakukan kekerasan di mana pun kita berada, kita harus menciptakan rasa damai,” ujarnya tegas.
Antusiasme tidak kalah ditunjukkan pelajar-pelajar SMAN 3 Blitar pada Kamis (21/10/2021). Seorang siswa menyampaikan bahwa kisah-kisah inspiratif narasumber menjadikannya belajar menjadi lebih kritis terhadap ajaran yang diterimanya.
Baca juga Dialog Siswa SMK Islam 1 Blitar dengan Mantan Ekstremis
Ia mencontohkan, para pelaku terorisme yang berniat baik untuk mengikuti pengajian dan kajian-kajian lain untuk meningkatkan pengetahuan dan keimanan, ternyata ada niat tidak baik dari orang yang menyampaikan pembelajaran sehingga terjerumus ke dalam dunia terorisme.
“Oleh karena itu kita terutama sebagai pelajar harus mempunyai pegangan yang teguh, dan harus kita tanamkan dalam hati kita akan Pancasila dan juga menanamkan rasa cinta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar siswa tersebut. [MSH]
Baca juga Dialog Siswa SMAN 1 Srengat Blitar dengan Penyintas Bom Kampung Melayu