Dialog Mantan Napiter dengan Siswa SMAN 5 Bandar Lampung
Aliansi Indonesia Damai – Sebanyak 50 siswa SMAN 5 Bandar Lampung berpartisipasi aktif dalam kegiatan “Dialog Interaktif Virtual: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang digelar AIDA pada Kamis (27/01/2022). Dialog ini menghadirkan mantan narapidana terorisme (napiter), Kurnia Widodo, yang mengisahkan sepak terjangnya di dunia ekstremisme hingga akhirnya bertobat.
Usai Kurnia bercerita, sejumlah pertanyaan muncul dari peserta. Pertanyaan pertama datang dari siswa kelas XI MIPA 4. Ia bertanya tentang motivasi seseorang masuk ke dalam jaringan terorisme.
Baca juga Membentuk Generasi Damai melalui Pendidikan Karakter
Kurnia menjelaskan berdasarkan pengalamannya. Menurut dia, salah satu faktor pendorongnya adalah semangat membela ketidakadilan dan kezaliman yang dialami umat seagamanya. “Pembelaan itulah yang ternyata justru menciptakan ketidakadilan baru kepada orang atau korban yang sebenarnya tidak ada di wilayah konflik,” katanya.
Ia menambahkan, kelompok ekstrem secara serampangan menganggap bahwa semua pihak yang terkait erat dengan negara yang melakukan kezaliman terhadap saudara seagamanya sebagai musuh, penghambat kebenaran, menambah kekafiran, dan oleh karenanya layak diperangi atau bahkan dihancurkan.
Baca juga Pesan Ketangguhan Pelajar Bandar Lampung (Bag. 1)
Pertanyaan lain muncul dari siswi kelas XI MIPA 3. Ia menanyakan tentang proses awal pertemuan Kurnia dengan korban terorisme hingga bisa berkonsolidasi menjadi Tim Perdamaian. Kurnia mengakui, bahwa di awal pertemuan muncul perasaan tidak enak karena harus berhadapan dengan orang yang menjadi korban dari aksi yang dilandasi pemahaman keliru, di mana dulu ia meyakininya sebagai kebenaran.
“Rasa bersalah akhirnya membuat kita pasrah. Saya ingat dulu pertama ketemu korban. Saya dicecar dengan pertanyaan yang tidak mengenakkan. Tapi saya pasrah saja karena memang saya berada di posisi yang salah. Alhamdulillah setelah dialog dan ngobrol, saya justru melihat pribadi yang luar biasa dari mereka,” katanya.
Baca juga Keteladanan Penyintas bagi Generasi Muda Lampung
Kurnia mengaku terinspirasi dari sikap korban yang dengan keikhlasannya mau memaafkan kesalahannya. Kurnia semakin mantap untuk bertobat dan meninggalkan jalan kekerasan. Kini bersama dengan korban ia gencar melakukan kampanye perdamaian bersama dengan AIDA. [LADW]
Baca juga Dialog Siswa MAN 1 Bandar Lampung dengan Mantan Ekstremis