Pesan Ketangguhan Pelajar Bandar Lampung (Bag. 1)
Aliansi Indonesia Damai- Pekan lalu, AIDA menggelar kampanye perdamaian di beberapa sekolah di Bandar Lampung, Lampung. Kegiatan dikemas dalam bentuk “Dialog Interaktif Virtual: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh.” Kegiatan daring ini diselenggarakan di MAN 1 Bandar Lampung, MAN 2 Bandar Lampung, dan SMAN 7 Bandar Lampung.
Tim Perdamaian yang terdiri dari unsur mantan pelaku terorisme dan penyintas terorisme dihadirkan sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut. Mereka berbagi cerita dan pengalaman hidup di hadapan sekitar 50 siswa di setiap sekolah. Melalui kisah itu, AIDA berharap generasi muda mengambil pembelajaran (ibroh) sebagai bekal ketangguhan menghadapi tantangan zaman.
Baca juga Keteladanan Penyintas bagi Generasi Muda Lampung
Para peserta tampak serius menyimak kegiatan tersebut melalui aplikasi Zoom. Hal tersebut dibuktikan dengan keaktifan peserta mengeluarkan pertanyaan dan pernyataan lewat chatroom Zoom. Sebagian di antaranya membagikan pelajaran nilai-nilai ketangguhan yang diperoleh dari kegiatan ini.
Siswi peserta kegiatan di MAN 1 Bandar Lampung, Senin (17/01/2022), mengungkapkan, dirinya menyerap pembelajaran menarik dari kisah penyintas terorisme yang mampu bangkit dari keterpurukan. Kita harus bangkit dan berkembang setelah musibah buruk menimpa. “Itu menjadi ladang kita untuk bisa naik kelas supaya lebih kuat,” ujarnya dengan percaya diri.
Baca juga Dialog Siswa MAN 1 Bandar Lampung dengan Mantan Ekstremis
Peserta lain menyerap pembelajaran dari kisah mantan pelaku ekstremisme kekerasan. Menurut dia, menyelesaikan suatu permasalahan tidak harus dengan cara kekerasan, tetapi dengan cara yang baik. “Itu ada banyak jalan untuk bisa sampai pada tujuan yang kita inginkan,” ujar siswa kelas XI tersebut.
Sementara peserta di MAN 2 Bandar Lampung, Rabu (19/01/2022), menyatakan bahwa generasi muda harus belajar dan berpikir lebih luas dalam melihat suatu persoalan. Selain itu, dari kisah pertobatan mantan teroris, ia menyadari bahwa pelaku kejahatan bisa berubah menjadi lebih baik.
Baca juga Dialog Siswa SMAN 4 Tasikmalaya dengan Mantan Ekstremis
Sementara dari kisah penyintas terorisme, siswi tersebut menekankan pentingnya kesabaran. “Saya mengambil hikmah bahwa kesabaran itu tidak ada batasnya,” ujarnya.
Pada kegiatan di SMAN 7 Bandar Lampung, Kamis (20/01/2022), seorang siswa berpendapat tentang pentingnya memilih lingkungan pertemanan yang menjunjung tinggi perdamaian. Karena apa pun yang terjadi pada diri seorang adalah cerminan dari lingkungan sekitarnya.
Ia mengapresiasi mantan pelaku yang telah bertobat dan menjadi duta perdamaian, “Hebat banget karena bisa bangkit dari masa lalu kelamnya dan menjadi sosok pribadi yang lebih baik lagi,” tutur siswa kelas XI tersebut. [MSH]