Mengokohkan Misi Perdamaian Mahasiswa
“Kita harus bersama-sama menyamakan persepsi dan memperkuat misi besar ini agar perdamaian antarindividu, antarkelompok terus terjaga.”
Aliansi Indonesia Damai- Pernyataan di atas dilontarkan Ketua Senat Mahasiswa (Sema) Fakultas Syariah UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Harzen M, saat menjadi narasumber dalam Diskusi dan Bedah Film Tangguh yang digelar AIDA, medio September 2022 lalu. Menurut dia, perdamaian harus terus dijaga di tengah merebaknya ideologi ekstremisme yang menyasar kalangan mahasiswa.
Baca juga Melestarikan Perdamaian di Kampus
Di hadapan puluhan mahasiswa yang hadir, ia menceritakan pengalamannya mendengar langsung kisah hidup mantan pelaku terorisme dan korbannya. Ia mengaku menyerap ibroh (pembelajaran). Penyesalan pelaku dan liku-liku kehidupan korban cukup menjadi pelajaran agar tindak kekerasan harus dicegah dan perdamaian harus diwujudkan. “Dari mereka saya belajar makna perdamaian,” ujarnya.
Harzen merupakan salah satu peserta dua kegiatan AIDA sebelumnya, yakni Seminar Perdamaian dan Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Mahasiswa yang dilaksanakan di Padang, beberapa bulan lalu. Ia berjumpa dengan sejumlah pelaku terorisme yang insaf dan para korban dari berbagai serangan terorisme di Indonesia. Kedua belah pihak berekonsiliasi dan bersama-sama mengampanyekan perdamaian kepada khalayak luas.
Baca juga Ketua DEMA FS UIN Batusangkar: Jangan Balas Ketidakadilan dengan Kekerasan
Dari pengalamanya itu, Harzen merefleksikan bahwa segela bentuk kekerasan tidak hanya menciptakan kerusakan dan ketakutan bagi orang lain, tetapi juga penderitaan panjang yang dialami para korban. Terorisme menghancurkan anggota tubuh para korbannya dan bahkan menghilangkan nyawa. “Aksi kekerasan itu telah menciptakan kerusakan, ketakutan, dan yang paling terdampak dari itu adalah para korban,” ucapnya.
Alumni MAN Padang Panjang itu lantas menjelaskan bahwa kegiatan Diskusi Film Tangguh bertujuan untuk mengajak mahasiswa menyerap ibroh dari kehidupan pelaku terorisme dan korbannya. Harapannya, mahasiswa dapat memperkuat kesadaran dan bersama-sama menciptakan perdamaian.
Baca juga Bangsa Kuat karena Perbedaan
“Semoga kita bisa mendapatkan wawasan dari film ini sehingga mampu menjadi peace making untuk mewujudkan perdamaian, peace building untuk membangun perdamaian, dan peace keeping untuk memertahankan perdamaian,” katanya tegas.
Lebih lanjut Harzen menceritakan kisah-kisah dan jalan panjang kehidupan mantan pelaku yang terjerumus ke dalam kelompok ekstrem hingga mereka bertobat dan kembali ke jalan damai. Ia mengisahkan pula kehidupan para korban sebagai pihak yang paling menderita dari setiap aksi-aksi kekerasan. [AH]
Baca juga Pentingnya Membicarakan Perdamaian