15/12/2022

Membenihkan Karakter Damai

Aliansi Indonesia Damai- Beberapa waktu lalu, AIDA menggelar safari perdamaian di lima sekolah di kota Surakarta, Jawa Tengah. Salah satu yang dikunjungi adalah SMAN 2 Surakarta. Dalam kesempatan ini AIDA menghadirkan narasi ketangguhan korban terorisme dan mantan pelaku ekstremisme kekerasan. Kegiatan diikuti oleh sekitar 80 siswa SMAN 2 Surakarta dari berbagai kelas dan jurusan.

Pihak sekolah mengapresiasi kegiatan ini sebagai salah satu ikhtiar menanamkan karakter positif pada remaja. Maryadi, Kepala SMAN 2 Surakarta, menilai, kegiatan ini tidak hanya menambah khazanah intelektual peserta, tetapi juga mampu membentuk karakter yang baik. Karenanya ia meminta anak-anak didiknya agar mengikuti kampanye perdamaian ini dengan serius.

Baca juga Menginspirasikan Ketangguhan di SMAN 2 Surakarta

“Kami tidak cuma meningkatkan nilai kalian untuk ke perguruan tinggi. Tapi kami juga ingin kalian kuat dalam pendidikan karakter. Contohnya kepedulian, baik untuk diri sendiri, keluarga, atau sesama. Maka dari itu kegiatan ini harus kalian ikuti dengan sungguh-sungguh. AIDA datang ke sini bermaksud agar kalian peduli terhadap sesama,” tutur Maryadi.

Dalam sambutannya, Muhammad Maghfurrodhi, perwakilan AIDA, menekankan pentingnya perdamaian. Bagi sebagian orang, menciptakan perdamaian mungkin terdengar utopis, sebab kekerasan demi kekerasan terus terjadi di mana pun. Tapi jika hal ini dibiarkan, dan manusia menyerah dalam mengupayakannya, maka perdamaian bisa benar-benar hilang.

Baca juga Empati Terhadap Korban Terorisme

Menurut Maghfur, sapaan akrabnya, di antara tantangan perdamaian adalah aksi terorisme yang banyak terjadi di Indonesia. Pada tahun 2002, ada kasus Bom Bali. Di tahun 2003, terjadi kasus Bom Hotel Marriot di Jakarta. Di tahun 2004, terjadi kembali kasus terorisme di depan Kedubes Australia di Jakarta. “Kasus itu terus berulang sampai beberapa tahun berikutnya,” ujarnya menerangkan.

Ia lantas menceritakan sekilas dampak yang ditimbulkan dari aksi-aksi terorisme itu, terutama bagi para korbannya. “Ada yang meninggal dunia, ada yang terluka sampai kehilangan organ tubuh, ada keluarga yang kehilangan tulang punggungnya, dan munculnya anak-anak yatim baru. Dalam kegiatan ini, teman-teman akan menyaksikan sendiri dampak dari aksi bom itu,” kata Maghfur.

Baca juga Membekali Pelajar dengan Karakter Ketangguhan

Dipicu oleh tantangan itu, Maghfur mengungkapkan bahwa AIDA mendatangi para pemuda di seluruh Indonesia untuk menyemai bibit-bibit perdamaian. “Semua yang saya ceritakan tadi itu adalah tantangan perdamaian yang harus kita tangkal. Jika tidak ditangkal, maka tinggal tunggu waktu saja, perdamaian itu benar-benar bisa hilang dari kita semua. Kami datang ke sini dengan niat baik agar teman-teman aware akan isu ini,” ucapnya.

Memungkasi sambutannya, Maghfur berharap, peristiwa kekerasan yang terjadi di masa lalu tidak terulang kembali. Ia juga berharap semua elemen bangsa, termasuk para remaja, dapat berkontribusi aktif dalam mencegah kekerasan itu kembali berulang agar perdamaian benar-benar terbangun di Indonesia. [FAH]

Baca juga Kesepahaman untuk Perdamaian

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *