Inspirasi Penyintas bagi Remaja Bima
Aliansi Indonesia Damai- Kisah ketangguhan hidup penyintas terorisme mengundang empati sekaligus menginspirasi generasi remaja Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pembelajaran itu muncul saat AIDA menggelar safari perdamaian di sejumlah sekolah di wilayah tersebut beberapa waktu silam.
Meski mengalami ujian hidup yang berat, para penyintas bom mampu bangkit, menyongsong kehidupan baru, dan bahkan memaafkan para pelakunya demi kedamaian pribadi dan kehidupan bersama. Salah seorang siswa MA Al-Husainy mengatakan, kisah kehidupan penyintas memberinya pelajaran yang amat bermakna. Sikap tabah, sabar, ikhlas, dan lapang dada penyintas menginspirasi siapa pun agar tidak menyerah menghadapi setiap ujian berat. “Para korban telah memberikan contoh pribadi yang tangguh bagi kita semua,” ujarnya.
Baca juga Menyemai Damai di SMAN 2 Bima
Sementara siswa SMAN 1 Wawo mengakui bahwa kisah penyintas tak hanya menambah pengetahuannya tentang fenomena terorisme, tetapi juga mengasah kepekaan empati, pengalaman, dan kesadaran bersama akan pentingnya perdamaian.
“Saya sangat termotivasi mengikuti kegiatan ini, bahwa saya ingin menjadi lebih baik ke depannya. Saya mendapatkan pembelajaran dari orang-orang yang baik dan tangguh,” kata salah seorang siswa.
Baca juga Pelajar SMAN 1 Belo: Junjung Tinggi Perdamaian
Beberapa pelajar di SMAN 1 Belo menilai, kisah-kisah kehidupan penyintas dapat menjadi bekal bagi generasi pelajar untuk terus menjadi tangguh dari berbagai ujian. Paling tidak, para pelajar dapat menyerap pesan dan nilai-nilai kebaikan untuk kehidupan yang lebih damai. Di tengah kehidupan masyarakat yang sangat beragam, dibutuhkan kesadaran kolektif untuk merawat kerukunan, kebersamaan, dan kedamaian.
“Luar biasa, mereka (penyintas bom) tidak dendam kepada orang yang telah menyakiti mereka. Karena dendam itu tidak menyelesaikan masalah tetapi malah menambah masalah. Belajarlah dari para korban, saling memaafkan. Kalau kekerasan dibalas kekerasan maka konflik tidak akan pernah selesai pangkal ujungnya,” kata seorang siswi SMAN 1 Belo.
Baca juga Safari Perdamaian SMAN 1 Woha Bima
Sementara di SMAN 1 Woha, seorang siswi berpesan agar menghindari cara-cara kekerasan yang memicu ketidakadilan. “Damai itu penting. Hindari membalas kejahatan dengan kejahatan, belajar ikhlas, dan saling memaafkan,” katanya memungkasi. [AH]
Baca juga Dari Penyintas Bom untuk Al-Husainy Bima