13/02/2023

Makna Ketangguhan Menurut Pelajar Maliska

Aliansi Indonesia Damai- Puluhan siswa MA Al-Islam Jamsaren Surakarta mengikuti kegiatan AIDA, yakni “Diskusi Interaktif: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” Selasa (17/1/2023) lalu. Selaras dengan tema kegiatan, siswa-siswi Maliska -julukan sekolah mereka- menggali makna ketangguhan agar kokoh menghadapi tantangan kini dan nanti.

Bertempat di aula masjid madrasah, para siswa peserta Diskusi Interaktif berlomba-lomba menyampaikan gagasan tentang kiat menjadi generasi yang tangguh. Suasana diskusi yang riuh tersebut terjadi setelah mereka menyaksikan kisah-kisah inspiratif dari Tim Perdamaian AIDA, yakni persatuan antara penyintas aksi terorisme serta mantan pelaku terorisme yang telah bertobat. Kisah-kisah korban dan mantan pelaku diyakini mengandung pembelajaran dan hikmah yang penting bagi generasi muda.

Baca juga Menguatkan Karakter Tangguh Pelajar MAN 2 Surakarta

Seorang siswi perwakilan Kelas XI MIPA mengutarakan pikirannya mengenai generasi tangguh. “Makna tangguh berarti kuat. Kita sebagai generasi muslim di sini kita dilatih untuk menjadi generasi yang kuat. Walaupun banyak musibah, kita harus bangkit dari keterpurukan. Sesuai dengan hadis, bahwasanya muslim yang kuat itu lebih dicintai Allah daripada muslim yang lemah,” katanya.

Siswi lain perwakilan dari Kelas XI IPS mendukung hal tersebut. Ia menyampaikan tiga pembelajaran yang didapat dari kisah korban terorisme. “Pertama, bagaimana kita menjadi seorang yang kuat ketika mendapatkan ujian dari Allah SWT. Yang kedua, bagaimana kita sabar. Orang sabar adalah orang yang dicintai oleh Allah, dan Allah selalu bersama orang-orang yang sabar,” ujarnya.

Baca juga Menempa Ketangguhan Siswa SMAN 5 Surakarta

Lebih lanjut siswi tersebut juga menerangkan bahwa sebagian korban mampu mencapai taraf akhlak yang sangat luhur, yaitu memaafkan pelaku yang telah menimpakan penderitaan kepadanya. “Yang ketiga, bagaimana kita saling memaafkan. Seperti yang kita tahu memaafkan itu memang tidak mudah, tapi memaafkan itu amal saleh yang dicintai oleh Rasulullah Saw,” kata dia.

Pun dari kisah mantan pelaku terorisme, para siswa peserta Diskusi Interaktif mengaku mendapatkan pembelajaran tentang ketangguhan. Salah satunya disampaikan oleh Ketua OSIS MA Al-Islam Jamsaren yang turut hadir menjadi peserta Diskusi Interaktif.

Baca juga Menginspirasikan Ketangguhan di SMAN 2 Surakarta

“Mereka bisa mengintrospeksi, menyadari kesalahan yang mereka telah perbuat. Yang paling penting kita pahami adalah tadi disebutkan faktor keluarga dan persahabatan itu sangat mempengaruhi. Sehingga kita harus tahu dan bisa membatasi diri dalam berteman. Kita harus mempunyai jati diri untuk membentengi kita agar kita tidak dimasuki, agar kita tidak mudah melakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan,” ujarnya dengan berapi-api.

Wakil Kepala MA Al-Islam Jamsaren, Khoirul Masyhur ESP, S.Pd., hadir mendampingi proses pelaksanaan Diskusi Interaktif: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh. Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan terima kasih kepada AIDA yang mengajak sekolahnya berkolaborasi dalam meningkatkan karakter tangguh dalam diri anak-anak didiknya. Dalam hematnya, peningkatan kapasitas siswa selain kegiatan belajar mengajar di kelas seperti ini sangat penting untuk memperluas cakrawala berpikir mereka. [MLM]

Baca juga Empati Terhadap Korban Terorisme

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *