22/02/2023

Menciptakan Iklim Sekolah yang Damai

Aliansi Indonesia Damai- Sukamto, Kepala SMAN 7 Surakarta, menekankan pentingnya merawat kedamaian di lingkungan pendidikan. Pasalnya, situasi nirdamai berdampak luas pada pelbagai aspek pendidikan serta merugikan semua pihak.

“Ini harus kita ciptakan betul sekolah yang damai. Lingkup kecil saja kita, kelas damai. Diawali dari kelas lalu lebih luas antarkelas. Nanti lebih luas lagi tingkat provinsi. Lebih luas lagi tingkat nasional, lebih luas lagi tingkat internasional,” ujarnya saat membuka acara “Diskusi Interaktif: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” di sekolah yang dipimpinnya, Rabu (18/1/2023).

Baca juga Makna Ketangguhan Menurut Pelajar Maliska

Ia mengaku prihatin setiap menyaksikan kabar di media massa di mana sejumlah pelajar di satu sekolah terlibat bentrok dengan sesamanya dari sekolah lain. Pihaknya juga merasa miris bahwa di dunia pendidikan masih terjadi tiga perilaku negatif yang menjadi ancaman bersama. Menyitir Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim, Sukamto menyebut tiga ‘dosa besar pendidikan’ tersebut adalah pelecehan seksual, perundungan, dan intoleransi.

Terkait pelecehan seksual di lingkungan sekolah, ia mewanti-wanti anak didiknya agar pandai-pandai mengendalikan diri. “Ini pembelajaran ya buat anak-anakku semua, hati-hati. Yang bisa mengendalikan apa? Ya, agama kita, keimanan kita. Bergaul boleh tapi harus ada batas-batasnya,” katanya kepada 80 siswa SMAN 7 Surakarta yang menjadi peserta kegiatan.

Baca juga Menguatkan Karakter Tangguh Pelajar MAN 2 Surakarta

Lebih jauh Sukamto menjelaskan bahwa seluruh warga sekolah juga wajib mencegah perundungan serta sikap intoleran. Dalam hematnya perbedaan agama, budaya, atau hal lainnya tidak menghalangi setiap individu untuk berinteraksi sosial secara baik dengan sesama.

“Kedamaian yang ada di sekolah, kita semua ini menjadi pionirnya. Kalau ada hal-hal yang menyimpang atau tidak damainya sekolah, maka kami harapkan anak-anak untuk tidak segan-segan memberikan masukan kepada teman ini. Karena memang kalau terjadi ketidakdamaian, ini yang kena dampaknya adalah semuanya,” kata dia.

Baca juga Menempa Ketangguhan Siswa SMAN 5 Surakarta

Kegiatan ini diselenggarakan AIDA untuk menguatkan karakter pelajar bangsa. Para peserta menyimak kisah ketangguhan dari penyintas aksi terorisme serta mantan pelaku ekstremisme kekerasan yang telah bertobat. Ketangguhan penyintas tampak pada semangatnya bangkit dari keterpurukan akibat peristiwa terorisme. Sementara mantan pelaku menunjukkan ketangguhan dengan pertobatannya dari jalan kekerasan. Kedua pihak, penyintas dan mantan pelaku, saling melengkapi untuk mengampanyekan perdamaian dan semangat ketangguhan kepada generasi muda. [MLM]

Baca juga Menginspirasikan Ketangguhan di SMAN 2 Surakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *