23/02/2023

Tidak Membalas Kezaliman dengan Ketidakadilan

Aliansi Indonesia Damai- Islam menyerukan umatnya untuk menyelesaikan masalah dengan musyawarah. Musyawarah menerapkan prinsip keadilan. Setiap pihak mendapatkan kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapat dan pemikirannya. Melalui musyawarah, orang yang berbuat kesalahan bisa dihukum secara proporsional tanpa mencederai keadilan.

Sebaliknya, Islam melarang umatnya melakukan kezaliman meski atas nama membalas kezaliman. Perilaku jahat di belahan wilayah tertentu, tak bisa semena-mena dibalas di wilayah lain.

Baca juga Menciptakan Iklim Sekolah yang Damai

“Kalau terjadi kekerasan itu susah. Orang tidak salah kena bom bunuh diri. Yang ini tidak salah, yang salah ada di nun jauh di sana. Misalnya orang-orang Palestina dianiaya oleh orang Israel. Yang menganiaya orang Israel yang ada di sana, bukan yang ada di Indonesia. Orang Amerika yang melakukan yang di sana, bukan orang Amerika yang di Indonesia,” ujar Dyastono, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Majelis Tafsir Al-Quran (MTA) Surakarta.

Di hadapan puluhan anak didiknya yang mengikuti kegiatan “Diskusi Interaktif: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang diselenggarakan AIDA di sekolahnya pada Jumat (20/1/2023), Dyastono menegaskan, Islam adalah agama perdamaian yang menjunjung tinggi keadilan.”Kalau orang tidak berbuat salah, hanya kelompok mereka, mereka orang non-muslim datang ke sini, mereka tidak salah kemudian kena akibatnya dari ulah kita. Berarti kan tidak adil. Islam bukan begitu,” katanya.

Baca juga Makna Ketangguhan Menurut Pelajar Maliska

Dyastono menyambut baik misi AIDA yang ingin terlibat dalam pembangunan perdamaian. Misi itu selaras dengan ajaran Islam yang mendorong umatnya agar menjadi pribadi yang bermanfaat dan bermaslahat bagi orang lain, bukan sebaliknya. “Orang Islam menghargai tetangga, memuliakan tamu, menghormati yang lebih tua. Namun dalam pengamalan, hari ini kita ada referensi tambahan,” katanya mengapresiasi kehadiran AIDA.

Dalam kesempatan ini, para peserta diajak menyimak kisah ketangguhan para penyintas aksi terorisme serta mantan pelaku ekstremisme kekerasan yang telah bertobat. Ketangguhan penyintas tampak pada semangatnya bangkit dari keterpurukan akibat peristiwa terorisme. Sementara mantan pelaku menunjukkan ketangguhan dengan pertobatannya dari jalan kekerasan. Kedua pihak kini aktif  mengampanyekan perdamaian dan semangat ketangguhan kepada generasi muda.

Baca juga Menguatkan Karakter Tangguh Pelajar MAN 2 Surakarta

Dyastono berharap, pengetahuan yang disampaikan AIDA bisa lebih mencerahkan anak-anak didiknya. “Bukan sebaliknya, tadinya tidak berpikir tentang teroris, tidak berpikir tentang mencelakakan orang lain, setelah tahu informasi malah punya ide ke sana. Maka diskusi dan penguatan maksud Indonesia damai dari tim AIDA sangat kami harapkan,” katanya memungkasi sambutan. [MLM/MSY]

Baca juga Menempa Ketangguhan Siswa SMAN 5 Surakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *