19/05/2023

Membangun Semangat Ketangguhan dari Kisah Penyintas

Aliansi Indonesia Damai- “Sejujurnya korban itu pantang menyerah. Pas kejadian dia tidak putus asa ke depannya mau kayak gimana. Jadi, dia benar-benar semangat menjalani kehidupannya, terus membangun lagi semangatnya.”

Ungkapan di atas dilontarkan siswi SMKN 1 Cirebon dalam kegiatan Diskusi Interaktif: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh, yang diselenggarakan AIDA awal Februari 2023 silam. Ia mengaku terinspirasi kegigihan penyintas aksi terorisme yang ia simak kisahnya dalam kegiatan.

Baca juga Membangun Karakter Anti-Perundungan

Siswi berkerudung itu menjabarkan bahwa tidak semua orang memiliki ketangguhan yang hebat seperti para penyintas terorisme. Ia menilai, memulai untuk bangkit setelah terpuruk akibat suatu musibah teramat tidak mudah. Pengalaman para korban mengajarkannya untuk senantiasa berjuang sekuat tenaga ketika tersandung tantangan kehidupan.

Seorang siswa lain mengungkapkan ketakjubannya akan kekuatan hati para penyintas. “Setelah adanya peristiwa pengeboman, mereka bisa tangguh tetap melanjutkan kehidupan. Ada yang menjadi janda, kehilangan anggota tubuh. Menjadi duda, menghidupi anak-anaknya, kehilangan istri tercinta. Tapi mereka tetap hebat, tetap kuat,” katanya.

Baca juga Menjaga Amanat Pendiri Bangsa, Merawat Perdamaian

Di samping pembelajaran dari korban terorisme, para siswa peserta kegiatan juga belajar makna ketangguhan dari kisah mantan pelaku terorisme. Selama kegiatan berlangsung, sejumlah kisah mantan teroris yang telah bertobat pun dihadirkan. Mereka menceritakan mulanya terpapar paham ekstrem, sebelum akhirnya bertobat dan meninggalkan kelompok teroris.

Dari kisah mantan pelaku terorisme, seorang siswi Kelas XII Jurusan Teknik Komputer Jaringan mencoba meresapi pembelajaran tentang ketangguhan. Pribadi tangguh, menurut dia, ialah yang mampu menyadari kesalahan yang pernah diperbuat kemudian berusaha menebusnya dengan menciptakan kebaikan sebanyak-banyaknya. “Untuk para pelaku, bagus karena mereka merasa menyesal. Jujur, kita juga kadang tidak introspeksi diri karena kesalahan kita,” ujarnya.

Baca juga Damai Itu Indah

Sementara itu, seorang peserta perwakilan Kelas XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan menyampaikan sudut pandang lain terkait pembelajaran ketangguhan dari kisah mantan pelaku terorisme.“Untuk pihak pelaku, tangguhnya mereka berpikir kembali, dan mereka menyesal telah melakukan itu, dan mau bertobat. Itu merupakan hal yang sulit karena bertobat itu tidak gampang,” tuturnya. [FKR-MLM]

Baca juga Kepala SMKN 1 Kota Cirebon: Jagalah Negeri Polychromatic Ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *