12/09/2023

Belajar Tak Terbatas di Kelas

Aliansi Indonesia Damai- Aktivitas belajar dan mengajar tak melulu dilakukan di ruang kelas, bisa di mana saja. Asalkan materinya memberikan manfaat dan bermasalahat, itulah kegiatan belajar yang harus diikuti dengan baik.

Pesan ini disampaikan oleh Rini Sundari, Waka Kurikulum SMKN 6 Bandung, saat membuka kegiatan “Diskusi Interaktif: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang digelar AIDA di sekolahnya, awal Agustus 2023 lalu. Kegiatan diikuti oleh 85 siswa perwakilan pengurus kelas dan organisasi kesiswaan.

Baca juga Siswa SMA BPPI Baleendah: Kekerasan Jangan Dibalas Kekerasan

Rini menilai kegiatan ini sesuai dengan prinsip bahwa belajar itu bisa di mana saja, tidak terbatas pada ruang kelas. “Hidup itu sangat luas. Yang namanya belajar itu tidak terbatas pada ruang. Ilmu kehidupan itu sangat banyak dan bisa ditemukan di sekitar kita, termasuk dari kegiatan ini,” tuturnya.

Rini berpesan kepada para peserta agar ikut memperhatikan lingkungan sekitar, barangkali ada teman atau sahabat yang terlibat dalam kegiatan yang menjurus pada hal-hal negatif. Dalam hematnya, para siswa bisa saling mengingatkan sesama. Bagi mereka yang mengetahui ciri-ciri orang yang terpapar paham kekerasan, hendaknya bisa membantu temannya untuk menjauhi gerakan tersebut.

Baca juga Madrasah Ramah Anak

“Kesempatan usia kalian adalah masa-masa emasnya, jadi jangan disia-siakan. Kalau kalian salah melangkah, rugi akibatnya ke depan. Harapan orang tua pupus, cita-cita kalian tidak tercapai, orang-orang di sekitar kalian tidak nyaman dengan keberadaan kalian,” ujarnya tegas.

Dalam kesempatan kali ini, para peserta mendapatkan materi tentang ketangguhan dari kisah korban dan mantan pelaku terorisme. Dari sisi korban, para peserta menyimak kisah bagaimana dampak aksi kekerasan terorisme pada korban dan bagaimana para korban mampu bangkit dan berdamai dengan luka yang mereka terima.

Baca juga Kepala MA As-Salam Baleendah: Orang Tangguh Tak Masuk Geng Negatif

Sementara dari sisi mantan pelaku, para peserta mempelajari bagaimana awal mula para pelaku bisa terjerumus ke dalam jaringan teror, proses perubahan hingga pertobatan, dan rekonsiliasi dengan para korban.

Usai kegiatan, salah seorang peserta mengaku merasakan adanya perubahan dalam dirinya. Ia mengaku jadi lebih sensitif dan peduli dengan perasaan korban yang terkena dampak dari peristiwa tersebut. “Peperangan itu bukan cara untuk menyelesaikan masalah. Utamakan untuk berpikir lebih logis lagi dan supaya dapat memandang permasalahan dari berbagai sisi,” terangnya.

Peserta lainnya menyampaikan pesan ketangguhan kepada generasi muda. Ia berpesan tentang pentingnya berhati-hati dalam bergaul. “Untuk teman-teman generasi muda, berhati-hatilah dalam memilih komunitas, agar terhindar dari bahaya dan hal-hal yang merugikan,” ucap siswa tersebut. [FAH]

Baca juga Kepala SMAN 1 Baleendah: Jadilah Seperti Santan Kelapa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *