21/03/2024

Perdamaian Wajib Diperjuangkan

Aliansi Indonesia Damai- Perdamaian merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan. Butuh komitmen serius dari seluruh umat manusia untuk memerjuangkannya demi mewujudkan kemaslahatan bersama di muka bumi ini.  

Pernyataan tersebut disampaikan Bendi Juantara, Pembina Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Pemerintahan Universitas Lampung (Unila) saat memberikan sambutan dalam Diskusi “Mengukuhkan Peran Mahasiswa dalam Membangun Perdamaian” yang digelar AIDA di Bandar Lampung pada November 2023 lalu. Kegiatan ini diikuti oleh 75 mahasiswa Unila.

Baca juga Mahasiswa Unila: “Kisah Korban dan Mantan Pelaku Penuh Wawasan”

Menurut Bendi, perdamaian terkait erat dengan niat dan prinsip manusia sendiri. Apakah ingin menciptakan kebaikan atau sebaliknya malah kerusakan. Jika memang ingin hidup damai, maka seharusnya menjauhkan pikiran kita dari paparan paham-paham kekerasan. 

“Kegiatan ini menjadi penting sebagai bagian dari edukasi kita dalam memperjuangkan kata damai. Khususnya adik-adik sebagai agen yang akan dilepas ke masyarakat,” ucapnya di hadapan para mahasiswa peserta Diskusi.

Baca juga Mahasiswa Duta Perdamaian Bangsa

Dalam kegiatan ini, bertindak sebagai narasumber adalah Rosa Apriliani dan Puput Cahya Dewi, dua orang mahasiswi Unila yang pernah mengikuti kegiatan Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Mahasiswa yang digelar AIDA di Bandar Lampung beberapa waktu sebelumnya. 

Rosa menjelaskan, dari pengalamannya menyimak langsung testimoni mantan pelaku terorisme, ada cita-cita yang begitu kuat diperjuangkan oleh para pelaku terorisme, yaitu menegakkan kemuliaan agama dengan cara apa pun, termasuk pengeboman. Mereka meyakini kebenaran pahamnya sehingga akan menumpas siapa pun yang dianggap menghalangi idealismenya.

Baca juga “Kita Harus Lebih Kritis dan Tidak Mudah Terpengaruh”

Sedangkan realitasnya, apa yang dilakukan oleh para teroris ini adalah tindak kejahatan yang menyengsarakan umat manusia, sebagaimana yang ia dengar dan lihat langsung dari korban-korban terorisme yang dihadirkan AIDA dalam kegiatan pelatihan yang diikutinya. “Ada perempuan yang kehilangan suaminya dan akhirnya menjadi tulang punggung keluarga, bekerja dari pagi hingga malam,” ujar Rosa.

Sementara Puput menerangkan tentang komitmen perdamaian dari mantan pelaku terorisme yang sudah bertobat dan korbannya. Dari sisi korban, sangat berat memaafkan pihak-pihak yang telah mengakibatkan derita dalam hidupnya. Sebaliknya dari sisi mantan pelaku, bukan hal mudah menyadari kekeliruan dari hal yang selama ini dianggapnya kebenaran mutlak.

Baca juga Mahasiswa UML Belajar Resiliensi dari Kisah Penyintas

Namun, tantangan besar itu bisa diatasi dengan dialog kemanusiaan. Melalui proses tersebut kedua belah pihak bisa saling memahami perspektif masing-masing. “Menurut salah satu mantan teroris yang saya temui, ada satu hal yang membuat hidup mantan tersebut berubah, adalah saat dia bertemu dengan korban. Yang selama ini mereka anggap benar, ternyata salah, ternyata menimbulkan kerugian bagi orang lain,” ujarnya. [F]

Baca juga Salah Cara Membela Saudara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *