Mantan Eksponen JI: Negara ini Dijaga Allah
Aliansi Indonesia Damai- “Negara kesepakatan ini dijaga oleh Tuhan, dijaga oleh Allah SWT. Karena setiap upaya untuk mencoba keluar dari NKRI berakhir dengan kegagalan dan juga hanya, menurut saya, menyia-nyiakan potensi dan memperlambat kemajuan.”
Pernyataan tegas tersebut disampaikan oleh Arif Siswanto, mantan petinggi Jamaah Islamiyah (JI), dalam kegiatan “Short Course Penguatan Perspektif Korban dalam Peliputan Isu Terorisme,” yang diselenggarakan AIDA beberapa waktu silam.
Mantan Ahlus Syuro JI tersebut berkaca pada fakta historis. Menurut dia, pelbagai upaya penjajah dan pemberontak gagal menjatuhkan Indonesia. Misalnya dulu Inggris dan Belanda ingin kembali merebut Republik Indonesia pascaproklamasi yang direspons dengan Resolusi Jihad-nya Nahdlatul Ulama pada tanggal 22 Oktober. Walhasil terjadi perlawanan hebat dari rakyat Jawa Timur di Surabaya pada 10 November 1945 yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.
“Kemudian yang kedua PKI Muso 1947 atau 1948, itu melakukan pemberontakan, membuat negara Soviet Indonesia gagal. Kemudian di tahun 1949-1962 Kartosuwiryo mengumumkan Negara Islam itu juga gagal. PKI mengulang lagi di tahun 1965 gagal juga,” ucapnya.
Baca juga Akar Gerakan Islam Politik Modern
Dalam hemat Arif, apa yang diijtihadkan oleh para ulama di tahun 1945 bersama kalangan nasionalis dan juga non-muslim dengan menyepakati bentuk negara bangsa adalah hasil yang paling logis dan realistis, dibandingkan dengan upaya memaksakan untuk membuat negara yang lebih puritan seperti yang dilakukan oleh Kartosuwiryo.
“Toh pada akhirnya itu juga tidak menghasilkan sebuah negara puritan. Luka-luka yang ditimbulkan juga bahkan sampai sekarang belum sepenuhnya sembuh. Selain juga menguras energi bangsa ini untuk selalu berkonflik. Itu bagi kami adalah satu argumentasi yang bersifat secara keagamaan maupun juga kesejarahan. Bahwa negara bangsa ini sudah teruji berulang kali,” katanya.
Baca juga Seluruh Ideologi Dapat Melahirkan Terorisme
Kegiatan ini dihadiri oleh dua puluhan pewarta perwakilan dari media massa nasional. Selain Arif Siswanto, kegiatan ini juga menghadirkan beberapa orang korban terorisme sebagai narasumber. Siswanto menyampaikan permohonan maaf kepada mereka, baik secara pribadi maupun mewakili JI. [LA]