Home Berita Dua Tahun Bom Thamrin, Korban Ketuk Perhatian Negara
Berita - 23/01/2018

Dua Tahun Bom Thamrin, Korban Ketuk Perhatian Negara

Dok. AIDA - Para penyintas Bom Thamrin berjalan bergandengan tangan menuju pos polisi di perempatan Sarinah, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat dalam rangka peringatan 2 tahun Bom Thamrin (14/1/2018).
Dok. AIDA – Para penyintas Bom Thamrin berjalan bergandengan tangan menuju pos polisi di perempatan Sarinah, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat dalam rangka peringatan 2 tahun Bom Thamrin (14/1/2018).

Sahabat Thamrin, komunitas korban aksi teror di Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat, beserta para korban terorisme yang tergabung dalam Yayasan Penyintas Indonesia (YPI) berkumpul di Jakarta, Minggu (14/1/2018) untuk memperingati peristiwa teror yang terjadi tepat dua tahun sebelumnya.

Mereka berkumpul untuk saling menguatkan dan memotivasi untuk terus bersemangat menatap kehidupan meski sebagian masih harus menjalani pengobatan. Di samping itu mereka juga secara bersama-sama mendorong pemerintah sebagai representasi negara agar segera memenuhi hak-hak korban terorisme.

Mereka mengetuk kepedulian pemerintah agar pemenuhan hak-hak korban yang diamanatkan dalam UU No. 15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dan UU No. 31 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban diberikan secara sempurna. Salah satu yang disorot adalah hak kompensasi atau ganti rugi negara terhadap korban aksi terorisme.

“Melalui aksi ini, kami sangat berharap sekali bahwa hak kompensasi mutlak diberikan kepada korban tanpa perlu melalui pengadilan melainkan melalui putusan lembaga negara yang terkait dengan persoalan terorisme,” ujar Dwi Siti Rhomdoni, salah satu korban Bom Thamrin.

Sepuluh menit lepas dari pukul 10 pagi, para korban bergandengan tangan berjalan ke tengah persimpangan Jl. MH Thamrin di depan pusat perbelanjaan Sarinah. Sebagian yang lain tampak membawa karangan bunga. Pemandangan tersebut menarik perhatian para pejalan kaki yang sedang menikmati hari bebas kendaraan (car free day) pagi itu.

Di tengah perempatan tersebut mereka mengheningkan cipta untuk mengenang para korban, serta memanjatkan doa agar tragedi kemanusiaan tak lagi terulang di Indonesia. Doa dipimpin oleh Direktur Aliansi Indonesia Damai (AIDA), Hasibullah Satrawi.

“Bagi keluarga korban Bom Thamrin dan korban bom secara umum, ini adalah peristiwa yang traumatik. Namun, keluarga Bom Thamrin selalu meneguhkan dirinya untuk melakukan peringatan seperti ini, untuk menjadi peringatan bagi kita semua agar tidak ada lagi orang yang melakukan aksi kekerasan,” kata Hasibullah.

Usai doa bersama Dwi yang ditunjuk mewakili Sahabat Thamrin membacakan pernyataan sikap terkait Peringatan Bom Thamrin. Setelah itu, para korban melakukan tabur bunga di taman di dekat pos polisi di tengah perempatan.

Dua tahun sebelumnya, 14 Januari 2016, aksi teror bom disertai baku tembak antara teroris dengan aparat keamanan terjadi di tempat tersebut. Pos polisi yang berada di tengah perempatan dan sebuah kedai kopi di sudut perempatan adalah lokasi terparah yang diserang teroris. Peristiwa itu menimbulkan 4 korban jiwa, puluhan luka, dan meninggalkan trauma mendalam bagi orang-orang yang mengalami peristiwa itu. [SWD]