Pelajar Lampung: Terima Kasih, Penyintas Terorisme
Aliansi Indonesia Damai- Nilai-nilai ketangguhan hidup korban terorisme menginspirasi semangat hidup siswa-siswi SMA di kota Bandar Lampung, Lampung.
“Terima kasih Bapak Sudjarwo. Meskipun butuh proses pelan-pelan dan panjang, Bapak memutuskan untuk bangkit dan menjadi penyintas,” ujar salah seorang siswi SMAN 9 Bandar Lampung dalam kegiatan dialog interaktif virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang digelar AIDA, Jumat (28/08/2020).
Baca juga Belajar dari Mantan Ekstremis
Sudjarwo adalah salah seorang penyintas Bom Kuningan 2004. Bersama AIDA, Sudjarwo aktif mengampanyekan perdamaian di Indonesia.
Siswi berkacamata itu mengaku mendapatkan pembelajaran dari lika-liku dan perjalanan hidup Sudjarwo. Salah satunya adalah sepahit apa pun peristiwa yang pernah menimpa seseorang, hendaknya tidak menjadi penghalang untuk bangkit dan menatap masa depan yang lebih cerah. Pasalnya perjalanan hidup masih panjang dan akan terus berjalan.
Baca juga Suara Perdamaian dari Bumi Pasundan
“Seburuk apa pun yang terjadi di dalam kehidupan kita, apa pun perubahan yang terjadi dalam hidup kita, kita harus tetap semangat dan bangkit karena kehidupan itu akan terus berjalan ke depan,” katanya.
Pembina AIDA yang menjadi fasilitator kegiatan, Farha Ciciek menanggapi, bahwa mulanya korban memang merasa terpuruk karena musibah tidak hanya menimpa dirinya, tetapi juga keluarga dan orang-orang tercintanya. Namun demikian, berkat semangat dan jiwa besar korban, mereka bangkit dari keterpurukan menuju kebangkitan, dari korban menjadi penyintas.
Baca juga Meneladani Pertobatan Mantan Ekstremis
“Bagi korban awalnya dinamakan victim kemudian dia menjadi survivor. Dari korban mereka menjadi penyintas. Pak Sudjarwo adalah figur penyintas persis yang disampaikan adik tadi. Korban yang awalnya memang merasa putus asa, tetapi kemudian bangkit, bukan hanya untuk diri dan keluarganya, tetapi juga untuk yang lain,” ujar aktivis perempuan perdamaian itu. [AH]
Baca juga Tidak Menjadi Generasi Rebahan