10/03/2021

Berbagi Semangat Ketangguhan di SMAN 5 Malang

Aliansi Indonesia Damai – Usia remaja adalah masa pencarian jati diri menuju kematangan kepribadian. Karena itu sangat penting membekali remaja dengan semangat ketangguhan agar mereka menjadi pribadi yang bermanfaat bagi bangsa.

Hal ini diungkapkan oleh Deputi Direktur AIDA, Laode Arham, saat memberikan sambutan dalam Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang digelar AIDA di SMAN 5 Malang, Jawa Timur, akhir Februari lalu.

Baca juga Menyemai Ketangguhan di SMK Budi Mulia Malang

Dalam kegiatan ini, AIDA menghadirkan penyintas terorisme dan mantan pelaku ekstremisme kekerasan yang telah bertobat. Keduanya berbagi kisah perjalanan hidup masing-masing. Menurut Laode, semangat ketangguhan telah dicontohkan oleh para penyintas dan mantan pelaku terorisme yang bertobat.

Dari penyintas, siswa-siswi diharapkan dapat belajar tentang bagaimana cara untuk bangkit dari keterpurukan serta tidak pernah menyerah untuk menggapai mimpi dan cita-cita . Sedangkan dari mantan pelaku, para peserta bisa belajar agar mampu memilah dan memilih pertemanan guna menghindari terjerumus ke dalam jaringan kelompok ekstrem.

Baca juga Dialog Siswa SMK Budi Mulia Malang dengan Penyintas Bom

Laode berpesan kepada para peserta untuk mengamalkan dan menyebarkan hasil pembelajaran dari kegiatan ini. “Karena generasi yang tangguh bukan hanya tangguh untuk diri sendiri, tetapi juga tangguh untuk keluarganya, untuk masyarakatnya, dan untuk negara ini,” ucapnya.

Dalam kesempatan ini, Jihan Thalib, penyintas Bom Kampung Melayu 2017, menuturkan bahwa selain sosok ibu, salah satu motivasi kebangkitannya adalah dukungan dari sesama penyintas. Melihat kondisi penyintas yang lain, ia kemudian menyadari pentingnya tidak hanya menjadi tangguh, tetapi juga saling mendukung untuk menjadi tangguh.

Baca juga Dialog Siswa SMAN 4 Malang dengan Mantan Ekstremis

”Saya melihat banyak dari mereka (korban: red) yang belum mendapatkan haknya, yang belum sembuh, itu lebih membutuhkan support dari kita, terutama saya,” tutur Jihan.

Sementara Iswanto, mantan pelaku ekstremisme kekerasan, berkisah tentang awal keterlibatannya dalam kelompok kekerasan. Ia bergabung atas ajakan dari guru dan temannya. Karenanya, ia mengingatkan agar para siswa dapat menjaga diri dari lingkungan pertemanan yang mengarah pada hal-hal negatif. [WTR]

Baca juga Generasi Muda Duta Perdamaian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *