08/03/2021

Menyemai Ketangguhan di SMK Budi Mulia Malang

Aliansi Indonesia Damai – Ketangguhan menjadi salah satu kunci agar terhindar dari paham kekerasan. Begitulah yang disampaikan Direktur Eksekutif AIDA, Riri Khariroh, saat membuka Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang digelar AIDA di SMK Budi Mulia Pakisaji, Malang, akhir Februari lalu.

Riri mengimbau agar siswa mampu menjadi pribadi yang tangguh dalam segala aspek. “Tangguh adalah tidak mudah menyerah, tidak mudah putus asa, tidak mudah tergoda oleh ajakan-ajakan atau godaan-godaan melakukan kekerasan. Tangguh di sini bukan hanya fisik, tapi tangguh dalam aspek moral dan juga spiritual,” ucap Riri menegaskan.

Baca juga Dialog Siswa SMK Budi Mulia Malang dengan Penyintas Bom

Lebih lanjut, Riri menyatakan, semangat ketangguhan diperlukan dalam menghadapi tantangan arus pengetahuan dan informasi di era digital yang semakin pesat. “Di era digital dan sosial media, info begitu membanjiri. Banyak sekali pengaruh negatif, ajakan melakukan kekerasan, bergabung dengan kelompok ekstrem,” ujar Riri.

Oleh karena itu, menurut Riri, penting memilih dan memilah informasi yang bermanfaat sehingga bisa berkontribusi untuk masa depan yang lebih baik. “Agar ke depan adik-adik bisa menjadi orang berprestasi dan membanggakan,” katanya.

Baca juga Dialog Siswa SMAN 4 Malang dengan Mantan Ekstremis

Sejalan dengan pendapat Riri, Choirul Ikhwan, mantan anggota kelompok ekstremisme kekerasan yang menjadi narasumber dalam kegiatan ini juga menyampaikan pesan tentang pentingnya ketangguhan di era digital. Sebagai mantan ekstremis, Choirul tidak ingin masa lalu kelamnya dialami pula oleh generasi sekarang.

Choirul mengaku, ia pertama kali mengenal ekstremisme melalui media sosial Facebook sebelum akhirnya bergabung dalam kelompok-kelompok kekerasan. Ia juga pernah merekrut anggota dengan media yang sama. “Berhati-hatilah dalam berteman di media sosial, termasuk menerima informasi yang ada. Tahun 2009 saja di media sosial sudah ada perekrutan. Otomatis hari ini jauh lebih masif pergerakan ekstremisme lewat media sosial,” ujarnya.

Choirul mengajak para siswa untuk lebih peduli pada perdamaian di Indonesia. Jangan sampai menyesal ketika perdamaian telah pergi dari kehidupan kita. [LADW]

Baca juga Generasi Muda Duta Perdamaian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *