Dialog Siswa SMK Budi Mulia Malang dengan Penyintas Bom
Aliansi Indonesia Damai- Nanda Olivia Daniel, korban Bom Kuningan 2004, dihadirkan dalam Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang diselenggarakan AIDA di SMK Budi Mulia Pakisaji, Malang, Jawa Timur, Jumat (26/02/2020). Dalam kesempatan ini, Nanda berbagi inspirasi ketangguhan dirinya terkena musibah bom hingga mampu bangkit menjadi penyintas.
Pagi itu Nanda sedang berada di dalam angkutan umum Kopaja. Ia hendak berangkat kuliah menuju kampus STIE Perbanas Jakarta yang tak jauh dari Kedutaan Besar Australia, titik ledakan bom. Nanda sudah hampir sampai di kampusnya, namun tiba-tiba ledakan dahsyat terjadi.
Baca juga Dialog Siswa SMAN 4 Malang dengan Mantan Ekstremis
Akibat peristiwa nahas tersebut, Nanda harus menjalani pengobatan intensif di Australia. Ia mengalami luka serius di bagian tangannya. Ibu jarinya kini tak bisa lagi berfungsi secara normal. Bukan hanya luka fisik, trauma dan kebencian pun sempat menghinggapi Nanda selama bertahun-tahun sebelum akhirnya mampu memaafkan pelaku. “Kebencian tidak akan mengubah apa pun yang sudah terjadi,” ungkap Nanda sambil mengusap air matanya.
Peserta siswi kelas X jurusan Multimedia lantas menanyakan respons keluarga Nanda saat tahu ia menjadi korban bom. “Saat itu saya baru punya satu anak, perempuan. Umurnya 1 tahun 8 bulan. Dia menemui saya di rumah sakit setelah 3 hari kejadian. Pertama ketemu, dia nggak mau dekat-dekat saya, dan nggak mau saya pegang, karena ngeri lihat perban di tangan saya,” ucap Nanda mengenang.
Baca juga Generasi Muda Duta Perdamaian
Bukan hanya anaknya, keluarga Nanda pun merasa sedih dan terpukul. Bahkan adik Nanda sempat memukuli dirinya sendiri karena merasa bersalah tak mengantarkan Nanda pergi kuliah. “Dia mukulin dirinya sendiri karena merasa nggak bisa jagain saya,” kata Nanda.
Nanda mengaku baru bisa berdamai dengan dirinya sendiri dan memaafkan pelaku saat dipertemukan dengan salah mantan pelaku ekstremisme kekerasan yang sudah bertobat. Perjumpaan itu terjadi pada tahun 2015 yang difasilitasi AIDA. Meski berat, dari situ, perlahan ia mulai memahami kisah-kisah pertobatan mantan pelaku. Ia memilih memaafkan ketimbang menyimpan dendam. [LADW]
Baca juga Generasi Muda Cinta Damai