Suara Mantan Pelaku
Mereka yang Menemukan Jalan Kembali (Bag. 3-Terakhir)
Dua nama berikut pernah memiliki gairah yang sangat menggebu-gebu untuk bisa terlibat dalam gerakan jihad di Timur Tengah. Tentu saja jihad dalam arti pertempuran fisik. Pasalnya, mereka menganggap bahwa umat muslim di beberapa negeri di Timur Tengah terzalimi oleh rezim kafir. Namun takdir berkata lain. Choirul Ikhwan harus berurusan dengan…
Read More »Mereka yang Menemukan Jalan Kembali (Bag. 2)
Ada banyak faktor yang mendorong pelaku ekstremisme kekerasan memutuskan meninggalkan kelompok dan pemahamannya yang lampau. Masing-masing individu juga memiliki alasan tersendiri. Namun dari nama-nama yang dirangkum redaksi, semuanya berkomitmen untuk menebarkan perdamaian kepada khalayak luas. Sumarno Sumarno alias Asadullah sempat diburu polisi lantaran dituding menyimpan amunisi dan persenjataan yang hendak…
Read More »Mereka yang Menemukan Jalan Kembali (Bag. 1)
Seandainya hamba-hamba Allah tidak ada yang berbuat dosa, tentulah Allah akan menciptakan makhluk lain yang berbuat dosa kemudian mengampuni mereka (HR. Al Hakim). Aliansi Indonesia Damai- Ekstremisme kekerasan telah membuahkan beragam tragedi kemanusiaan memilukan. Sejumlah pelakunya masih kukuh dengan keyakinan bahwa aksinya adalah “laku suci” yang diridai Tuhan kendati ribuan…
Read More »Rindu Ibu, Ekstremisme Luruh (Bag. 2-Terakhir)
Sebagai wujud tanggung jawab ideologis, Irul pernah mengumpulkan orang tua dan saudara-saudaranya di rumah. Ia menasehati mereka agar tidak terlibat dalam Pemilu sebab itu bentuk kesyirikan. Pandangan tersebut jelas ditolak oleh keluarganya. Penolakan tersebut membuatnya marah. Irul memutuskan berlepas diri dari keluarganya, mengafirkan mereka, dan meninggalkan rumah untuk bergabung sepenuhnya…
Read More »Rindu Ibu, Ekstremisme Luruh (Bag. 1)
Aliansi Indonesia Damai- Jenjang pendidikan menengah pertama dihabiskannya di pondok pesantren. Sembari belajar formal di Madrasah Tsanawiyah (setara SMP), ia juga mengaji kitab-kitab tradisional. Meski tak menemukan kenyamanan, ia bisa lulus dari pesantren setelah belajar tiga tahun. Orang tua menghendakinya agar melanjutkan pendidikan di tempat yang sama. Namun ia menentangnya.…
Read More »Pendidikan Kritis Mengentaskannya dari Ekstremisme
Aliansi Indonesia Damai- Ali Fauzi Manzi masih berusia 18 tahun ketika kakaknya, Ali Ghufron alias Mukhlas, menyodorkan pertanyaan mudah, “Apakah kamu tahu tentang Kartosuwiryo?” Dengan enteng, ia menjawab sosok tersebut sebagai pemberontak. Ali Ghufron langsung menghardik dan menyebut otak adiknya telah rusak. Bagi sang kakak, Kartosuwiryo adalah pejuang karena telah…
Read More »Dari Wilayah Konflik ke Ruang Pendidik
Aliansi Indonesia Damai- Paham kekerasan telah menjangkiti pikirannya sejak remaja, tepatnya ketika menimba ilmu di salah satu lembaga pendidikan agama. Ia terkesima dengan sang guru yang pernah ikut bertempur di Afghanistan mengusir tentara Uni Soviet. Doktrin jihad dan amar makruf nahi munkar dari sang guru sangat mengena di pikirannya. Ia…
Read More »Ali Fauzi Sembuh dan Menyembuhkan
Aliansi Indonesia Damai- Tahun 2011, untuk pertama kalinya Ali Fauzi bertemu, bercengkerama, dan berdialog intim dengan seorang korban bom terorisme di Indonesia. “Tubuhnya hancur penuh bekas luka bakar,” demikian Ali Fauzi mengenang sosok itu. Hati Ali seperti ditusuk-tusuk dengan jarum saat sang korban mengatakan, “Saya begini karena bom yang dirakit…
Read More »Titik-Titik Balik Seorang Ekstremis
Aliansi Indonesia Damai – Indonesia menjadi lahan subur bagi tumbuh kembangnya ideologi ekstrem. Dimulai sejak Darul Islam (DI) pada tahun 1942 sampai dengan era Jamaah Ansharud Daulah (JAD) pada tahun 2015 (CSIS, 2018: 2). Kelompok-kelompok tersebut berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekstremisme berbasis agama. Mereka kerap menggunakan cara-cara kekerasan untuk mewujudkan cita-cita…
Read More »Keinsafan Mantan Napiter: Terlibat dan Tobat Karena Keluarga (Bag. 2-Terakhir)
Usai menghirup udara bebas, Sumarno berangkat ke Jakarta untuk membesuk paman yang juga gurunya, Ali Imron, di Lapas. Sang paman menasehatinya untuk berhenti dari segala aktivitas yang terkait dengan kelompok-kelompok ekstremisme. “Berhenti dan jangan dilanjutkan. Dendam tidak akan menyelesaikan masalah,” demikian ia mengenang petuah dari terpidana seumur hidup kasus Bom…
Read More »