Saatnya Mahasiswa Menebar Damai

Aliansi Indonesia Damai- Mahasiswa sebagai generasi penerus pembangunan bangsa diharapkan berkontribusi menjaga perdamaian Indonesia. Peran mahasiswa dibutuhkan untuk menyelesaikan segala persoalan bangsa, seperti aksi-aksi kekerasan, bahkan terorisme. Peran mahasiswa diharapkan makin nyata untuk menjaga dan mewujudkan perdamaian di Indonesia.

Harapan itu disampaikan Prof. Masdar Hilmy, Ph.D saat menjadi Keynote Speaker dalam kegiatan seminar perdamaian bertema “Belajar dari Rekonsiliasi Korban dan Mantan Pelaku Terorisme”, Rabu 19 Februari 2020. Seminar tersebut digelar AIDA bekerjasama dengan jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Malang di Auditorium Nuswantara. Hadir Sejumlah narasumber antara lain Ketua Program Doktor Sosiologi Universitas Brawijaya Dr. Ali Maksum, mantan pelaku terorisme Mukhtar Khairi, korban bom terorisme Sudjarwo, dan Direktur AIDA Hasibullah Satrawi.

Baca juga Sudjarwo Bangkit Kembali Merajut Mimpi

Seminar tersebut juga dihadiri perwakilan mahasiswa dari sejumlah kampus di Jawa Timur, antara lain mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, Universitas Islam Negeri Surabaya, Universitas Airlangga, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas Negeri Jember, Universitas Islam Negeri Malang, dan sejumlah mahasiswa lain dari beberapa perguruan tinggi Kota Malang.

Masdar dalam paparannya menyatakan pentingnya mahasiswa menguatkan literasi digital dan menggunakan nalar kritis saat menerima informasi. Akurasi serta kebenaran informasi harus bisa dipastikan sebelum menyebarkannya. Menurut dia, mahasiswa harus memberikan pencerahan bagi masyarakat, terutama terhadap maraknya informasi bohong yang tersebar di media sosial. “Mahasiswa harus bisa menyaring informasi, tidak asal ikut-ikutan menyebarkannya,” ujarnya.

Baca juga Mukhtar Khairi, Makin Mantap Meninggalkan Ekstremisme Setelah Bertemu Korban

Derasnya informasi yang tersebar di media sosial tidak hanya menimbulkan persoalan tentang banyaknya berita palsu. Menurut Masdar, kelompok terorisme juga menjadikan media sosial sebagai sarana menyebarkan paham-paham ekstrem. Karena itu, ia berharap mahasiswa tidak mudah mempercayai berita-berita yang seolah-olah memberitakan ketertindasan agama tertentu. “Di tengah membuncahnya informasi di media sosial, mahasiswa harus hati-hati. Jangan sampai terjebak paham-paham ekstrem,” tegas Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut.

Masdar meminta mahasiswa berhati-hati terhadap setiap konflik sosial. Pasalnya konflik yang berujung pada kekerasan, apalagi pada tindakan terorisme bisa menimbulkan kehancuran yang nyata. Ia mencontohkan konflik yang terjadi di negara-negara di Timur Tengah, yang melibatkan perang antarsaudara sebangsa bahkan seagama belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Teramat sayang jika negeri seindah Indonesia mengikuti jejak negara-negara yang hancur lebur.

Di akhir paparannya, Masdar menegaskan bahwa tidak ada alasan apa pun yang membenarkan aksi-aksi kekerasan. Masyarakat menurutnya membutuhkan kenyamanan dan keamanan. “Apapun alasannya, tidak ada yang membenarkan aksi-aksi pengeboman. Maka perdamaian harus kita ciptakan,” katanya. [AH]

Baca juga Menjadi Kontra Narator

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *