27/07/2020

Mahasiswa Unesa Belajar Pemaafan Penyintas Bom

Sungguh pengalaman berharga bagi saya pribadi. Saya diperlihatkan bagaimana para korban bisa memaafkan para pelaku teroris. Sungguh para korban sangat tabah, meskipun mereka masih merasakan trauma dan luka psikis yang belum pulih sepenuhnya.”

Kalimat tersebut diucapkan oleh Bero Santoso, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada acara “Diskusi dan Bedah Buku La Tay’as; Ibroh dari Kehidupan Teroris dan Korbannya” yang digelar AIDA secara daring bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Unesa, Kamis (23/072020).

Baca juga Kisah Korban Bangkitkan Nilai Kemanusiaan

Bero adalah alumni Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Mahasiswa Jawa Timur yang sebelumnya digelar AIDA pada Maret 2020 silam. Dalam kesempatan tersebut, Bero berjumpa dan mendengarkan secara langsung kisah pertobatan mantan pelaku terorisme dan pemaafan korbannya.

Menurut Bero, mahasiswa memiliki peran dalam menangkal paham kekerasan, termasuk ekstremisme dan terorisme. Mahasiswa tidak hanya sebagai agen of change (perubahan bagi kehidupan yang lebih baik), tetapi juga sebagai agen of peace. Kisah pemaafan para korban terorisme telah menggugah kesadarannya.

Baca juga Jangan Lelah Menjaga Perdamaian Indonesia

“Damai itu indah dan damai itu keren. Kisah korban yang secara teguh dan kuat untuk memilih memaafkan para pelaku sungguh luar biasa. Luka fisik yang sepenuhnya belum pulih hingga saat ini. Di sana saya mendapatkan pembelajaran dari kehidupan korban. Sebagai mahasiswa kita perlu menjadi duta perdamaian,” ucapnya.

Dalam hematnya, pemaafan korban adalah bagian dari ajaran Islam. Perbuatan ketidakadilan pelaku terorisme tidak dibalas dengan ketidakadilan, tetapi justru dengan pemaafan. Hal itu lantas memicu adanya rekonsiliasi antara kedua pihak. Rekonsiliasi inilah yang menjadi benih-benih perdamaian bangsa. [FS]

Baca juga Ekstremis Tebar Ideologi Lewat Medsos

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *