04/08/2020

Niat Mungkin Baik Aksinya Salah

“Di dunia mantan pelaku (terorisme), sesungguhnya sama dengan kita. Mereka sebenarnya punya keinginan dan cita-cita yang luhur. Ingin membantu yang lain. Hanya saja karena cara yang digunakan, keluhuran cita-cita itu tertutupi oleh ketidakluhuran cara yang mereka lakukan.”

Aliansi Indonesia Damai- Pernyataan itu disampaikan Hasibullah Satrawi, penulis buku Jangan Putus Asa, Ibroh dari Kehidupan Mantan Teroris dan Korbannya dalam acara bedah buku karyanya yang diikuti oleh mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis (23/07/2020). Kegiatan tersebut digelar AIDA secara daring bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Unesa.

Baca juga Virus Ekstremisme Tak Kenal Sasaran

Selama beberapa tahun terakhir, Hasibullah mendampingi jalan pertobatan sejumlah mantan pelaku terorisme di Indonesia. Berdasarkan pengalamannya, ia memandang bahwa tidak semua pelaku terorisme memiliki niatan jahat untuk melukai orang lain.

Hanya saja menurut dia, karena tidak mendapatkan informasi dan pengetahuan yang benar, pelaku terorisme melakukan tindakan-tindakan yang justru merusak kehidupan orang lain. “Kita harus bijaksana dan fair, mengatakan apa yang benar dari mereka. Hanya tidak semua pelaku ini diberikan informasi yang cukup apa yang harus dilakukan,” ujarnya.

Baca juga Rentan Menjadi Ekstremis

Pelaku terorisme mulanya memiliki cita-cita luhur untuk membantu saudara-saudara muslim yang tengah terzalimi. Namun niat baik mereka kemudian tertutupi oleh tindakan-tindakan merusak yang mereka lakukan sendiri. Hal itu disebabkan oleh ideologi paham kekerasan yang menjadi faktor pendorong perbuatan teror itu sendiri.

Sebagai bukti keluhuran niat, para pelaku terorisme selalu melandaskan perbuatan-perbuatannya untuk membantu atau membela umat muslim yang tengah tertindas, baik itu yang terjadi di wilayah-wilayah konflik di tanah air maupun di luar negeri.

Baca juga Mewaspadai Penganut Takfiri Kekerasan

Hasibullah lantas mengajak mahasiswa untuk mengambil pembelajaran dari kehidupan mantan pelaku terorisme yang telah insaf. Bahwa sebesar apa pun kesalahan seseorang, selalu ada waktu untuk bertobat dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

“Belajar dari mantan pelaku, seberapa besar pun dosa kita, masih ada kesempatan untuk memperbaiki. Kalau kita mau berubah selalu ada harapan,” kata lulusan Universitas Al-Azhar Kairo Mesir itu. [AH]

Baca juga Mahasiswa Unesa Belajar Pemaafan Penyintas Bom

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *