24/12/2020

Peran Aisyiyah dalam Membangun Perdamaian

Aliansi Indonesia Damai- Peran tokoh perempuan muslim di masyarakat adalah salah satu tonggak penting dalam pembangunan perdamaian. Perempuan sebagai sosok ibu dalam keluarga dapat menjadi role model bagi anak-anaknya dalam membangun kehidupan yang harmonis.

Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif AIDA, Riri Khariroh, dalam sambutannya pada kegiatan Pengajian Daring Pimpinan Daerah Aisyiyah Banyumas Jawa Tengah “Bedah Buku La Tay’as: Ibroh dari Kehidupan Teroris dan Korbannya,” Rabu (23/12/2020).

Baca juga Muslim Milenial dalam Pembangunan Perdamaian

Riri mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, isu ekstremisme kekerasan banyak melibatkan kaum perempuan yang seharusnya justru menjadi agen perdamaian. Peran perempuan dalam dunia ekstremisme kini bukan lagi hanya menjadi pendukung, melainkan juga terlibat sebagai pelaku. Untuk itulah ia berharap semakin banyak perempuan yang mau dan mampu menyebarkan isu-isu perdamaian.

Lebih lanjut, Riri mengungkapkan bahwa peran perempuan, khususnya sebagai seorang ibu diharapkan mampu menjadi suri teladan dalam menanamkan nilai-nilai perdamaian sejak dini baik untuk keluarga maupun masyarakat yang lebih luas. “Al-Ummu madrasatul ula. Ibu adalah madrasah utama bagi generasi bangsa. Bagi sebuah generasi di mana nilai-nilai kesetaraan, nilai-nilai perdamaian, itu betul-betul harus dimulai dari lingkup yang paling kecil, yaitu keluarga,” ujar Riri.

Baca juga Dakwah Perdamaian sebagai Peran Keumatan Aisyiyah

Dalam kesempatan ini, Riri juga mengapresiasi kiprah Aisyiyah yang telah banyak berkontribusi dalam pembangunan bangsa. “Saya sangat meyakini bahwa ibu-ibu Aisyiyah semua adalah tokoh masyarakat yang menjadi role model atau suri teladan di wilayah masing-masing,” ujar Riri di hadapan 73 peserta  yang bergabung dalam pengajian.

Pengajian ini menghadirkan beberapa narasumber yaitu Dr. Mintarti Hidayat, ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan PD Aisyiyah Banyumas, Dr. Zakiah, ketua PD Aisyiyah Banyumas,  Solahudin, peneliti Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Choirul Ikhwan, mantan pelaku terorisme, Hayati Eka Laksmi, istri korban bom Bali 2002, dan Hasibullah Satrawi, penulis buku La Tay’as. [LADW]

Baca juga Islam Rahmat Identik Perdamaian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *