02/01/2021

Dialog Muslimat NW Lombok dengan Penyintas Bom

Aliansi Indonesia Damai– Jihan Thalib, penyintas Bom Kampung Melayu 2017, dihadirkan dalam kegiatan Pengajian Daring Bedah Buku La Tay’as: Ibroh dari kehidupan teroris dan korbannya, yang dilaksanakan AIDA bekerja sama dengan Muslimat Nahdlatul Wathan, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, akhir Desember 2020. Ia membagikan kisahnya saat mengalami musibah serta perjuangannya bangkit dari cedera fisik dan trauma psikis.

Malam itu, perempuan peranakan Arab ini sedang dalam perjalanan pulang kuliah bersama sahabatnya, Susi Afitriyani, yang juga menjadi korban. Saat itu keduanya sedang berada di kawasan Terminal Kampung Melayu untuk menunggu angkutan umum. Tiba-tiba terjadi ledakan bom. Akibat peristiwa tersebut, ia mengalami sejumlah luka di beberapa bagian tubuhnya. Selain cedera fisik, Jihan juga merasakan trauma secara psikis.

Baca juga Peran Perdamaian Tokoh Agama Lombok

“Alhamdulillah trauma-truma itu tidak lama saya rasakan. Karena dulu saya tulang punggung keluarga.  Ketika ada peristiwa bom, tugas dan kewajiban saya sebagai anak yang seharusnya mengurus ibu saya jadi terhambat. Ibu saya justru yang mengurus saya, bukan sebaliknya. Itu yang membuat saya bangkit. Harus berjuang demi ibu saya,” ujarnya.

Sebanyak  95 peserta pengajian tampak menyimak dengan khidmat penuturan Jihan. Di akhir sesi Jihan menyampaikan pesan damainya kepada peserta  yang hadir. “Berdamai dengan diri sendiri maka otomatis kita akan memaafkan yang sudah menyakiti kita,” ujarnya.

Baca juga Jihad untuk Perdamaian

Usai Jihan bercerita, salah seorang peserta menanyakan tentang cara agar seorang anak korban terorisme tidak menyimpan dendam di masa depan. Menurut Jihan peran keluarga adalah kunci dalam menumbuhkan karakter damai seorang anak.

“Kalau menurut saya pribadi sih pertama dengan cara menggunakan media sosial dengan bijak, melawan kebencian dengan kebaikan, meluaskan pergaulan si anak dengan orang dari berbagai latar belakang, terlibat dalam gerakan atau kampanye perdamaian, juga mempelajari pengetahuan agama secara kritis dan proaktif,” katanya. [LADW]

Baca juga Muslim Milenial dalam Pembangunan Perdamaian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *