Pengalaman Belajar Nilai Perdamaian
Aliansi Indonesia Damai- “Semisal kita menjadi korban kekerasan, jangan sampai membalas kekerasan dengan kekerasan. Dan apabila kita diperlakukan tidak adil maka jangan sekali-sekali kita membalasnya dengan ketidakadilan pula.”
Demikian diungkapkan Ahmad Burhanudin, mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta, dalam acara Diskusi dan Bedah Buku La Tay’as Ibroh dari Kehidupan Teroris dan Korbannya yang diselenggarakan AIDA secara daring pada Sabtu (03/04/2021).
Baca juga Ekstremisasi Via Jagat Maya
Pemuda yang akrab disapa Burhan ini merupakan alumni Pelatihan Pembangunan Perdamaian yang telah diselenggarakan AIDA beberapa waktu sebelumnya. Menurut dia, banyak sekali pembelajaran penting tentang nilai-nilai perdamaian yang ia dapatkan selama mengikuti pelatihan.
Dari korban terorisme misalnya, mereka mengalami luka fatal sehingga membutuhkan waktu penyembuhan yang cukup lama, namun pada akhirnya korban mampu memaafkan dan bahkan bisa bersahabat dengan mantan pelaku terorisme.
Baca juga Pelaku Teror Tak Pikirkan Korbannya
Sedangkan dari kisah mantan pelaku terorisme, Burhan mengetahui apa saja yang biasanya dilakukan oleh kelompok teroris untuk merekrut anggota baru, kemudian bagaimana pada akhirnya pelaku terbuka pemikirannya sehingga bertobat dan kembali kepada jalan perdamaian.
Burhan mengatakan, para peserta dapat belajar banyak tentang nilai-nilai kemanusiaan dari kedua kisah tersebut. Ia juga mendorong kalangan mahpasiswa untuk selalu menggalakkan perdamaian.
Baca juga Rahasia Ikhlas Memaafkan
“Lantas bagaimana kontribusi kita setelah mengikuti kegiatan ini? Mari kita mendorong kalangan mahasiswa untuk selalu menggalakkan perdamaian, dengan salah satu caranya yaitu menghargai dan menghormati perbedaan.”
Dalam kesempatan tersebut, Burhan mengulas sekilas tentang isi buku La Tay’as. Burhan mengatakan, ada banyak kisah inspiratif yang menggambarkan tentang perjumpaan sang penulis dengan beberapa korban terorisme dan pelaku terorisme yang bertobat. Bagaimana seseorang bisa masuk ke dalam kelompok tersebut, kemudian bertobat. Dan juga bagaimana dampak-dampak aksi kekejaman terorisme yang telah dialami oleh para korban.
Baca juga Keluwesan dalam Beragama
Burhan juga menyampaikan bahwa di dalam buku ini juga diceritakan bagaimana korban setelah kejadian merasa marah terhadap apa yang telah terjadi pada dirinya, namun kemudian bisa bangkit, menjadi ikhlas dengan apa yang terjadi, dan kemudian memaafkan pelaku. Mereka bahkan bersahabat dan bertekad memiliki satu asa yang sama yaitu mensyiarkan kisah mereka demi Indonesia yang lebih damai. Agar tidak ada lagi pelaku teror lainnya dan tidak ada lagi korban seperti mereka. [FL]
Baca juga Inspirasi Kisah Hidup Korban Terorisme