18/04/2021

Membangun Perdamaian di Universitas Peradaban Bumiayu

Aliansi Indonesia Damai- Serangan terorisme yang terjadi di Gereja Katedral Makassar dan Mabes Polri di Jakarta justru menjadi pembangkit semangat mahasiswa Universitas Peradaban Bumiayu untuk lebih peduli terhadap perdamaian Indonesia. Hal ini mengemuka saat kegiatan.

“Bedah Buku La Tay’as : Ibroh dari Kehidupan Teroris dan Korbannya” yang diselenggarakan secara daring pada Jumat (16/04/2021). Tak kurang dari 83 mahasiswa Universitas Peradaban Bumiayu berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.

Baca juga Dialog Mahasiswa IIQ Yogyakarta dengan Penyintas Terorisme

Alfiah, salah satu narasumber dalam kegiatan ini menegaskan bahwa kalangan mahasiswa banyak menjadi target dalam aksi perekrutan paham kekerasan. Untuk itulah, ia berharap rekan-rekannya di Universitas Peradaban Bumiayu bisa memertebal semangat menjaga perdamaian.

 “Di agama mana pun tidak ada yang mengajarkan kekerasan apalagi sampai menghilangkan nyawa orang lain, kok mau-maunya melakukan hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain,” ujar alumni Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Mahasiswa yang digelar AIDA beberapa waktu sebelumnya.

Baca juga Belajar dari Kehidupan Korban Kekerasan

Menurut Alfiah, mahasiswa perlu memiliki kepekaan dan kesadaran akan bahaya dan kerugian aksi terorisme. Kesadaran tersebut bisa diperoleh dengan mendengarkan kisah-kisah korban terorisme. “Pengeboman merugikan banyak orang. Selama ini perspektif korban kurang didengar. Padahal ketika menjadi korban pengeboman, ada yang kakinya patah, tangannya hilang, yang nggak jarang akhirnya tidak senormal sebelum kejadian,” ujarnya.

Selanjutnya, Alfiah menyebut bahwa mahasiswa perlu bersikap kritis terhadap informasi-informasi yang di zaman sekarang sangat mudah didapat dari mana saja. “Perlu memerkuat keyakinan terhadap informasi yang kurang bisa diterima logika. Lebih selektif memilih informasi, katanya.

Baca juga Generasi Intelektual Duta Perdamaian

Ia mengimbau rekan-rekannya sesama mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan positif di kampus. Dengan mengikuti kegiatan yang sesuai dengan minat, bakat, dan potensi, maka bisa memperkuat karakter dan terhindar dari paham kekerasan.

Lebih dari itu, penting bagi mahasiswa ikut membangun jejaring perdamaian. “Saya berharap mahasiswa bisa menyebarkan kebermanfaatan ilmu dan gagasan untuk menjaga perdamaian di  lingkungan yang kita tempati sekarang,” ucapnya memungkasi paparan. [LADW]

Baca juga Dialog Mahasiswa IIQ Yogyakarta dengan Mantan Napiter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *