14/06/2021

Menumbuhkan Perspektif Korban pada Jurnalis Sulawesi

Aliansi Indonesia Damai – Sebanyak 49 orang mengikuti Short Course Daring Penguatan Perspektif Korban dalam Peliputan Isu Terorisme yang digelar AIDA, akhir Mei lalu. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini diikuti oleh para jurnalis dari pelbagai media massa di Pulau Sulawesi. Sejumlah narasumber dihadirkan, antara lain korban dan mantan pelaku terorisme, pakar jaringan terorisme, serta pakar media.

Dalam sambutannya, Direktur Eksekutif AIDA, Riri Khariroh, menyoroti minimnya pemberitaan berperspektif korban dalam peliputan isu terorisme di media massa. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini AIDA hendak mendorong jurnalis di wilayah Sulawesi untuk terus ikut menyuarakan perdamaian dan mengawal hak-hak korban terorisme agar dipenuhi oleh negara.

Baca juga Meneguhkan Jurnalisme Damai dari Celebes

“Kami berharap teman-teman media dan jurnalis nanti memiliki perspektif korban yang kuat sehingga mampu menyampaikan suara-suara korban ketika melakukan peliputan isu terorisme. Tujuan lain dari kegiatan ini agar media juga berperan penting dalam meng-counter narasi ekstremisme,” ujarnya.

Meskipun kegiatan diselenggarakan secara daring, antusiasme peserta cukup tinggi. Hal itu terlihat dari banyaknya pertanyaan yang bergulir di setiap sesi narasumber. Pada sesi akhir acara, salah satu peserta dari Poso menyampaikan bahwa pelatihan singkat ini mampu mengubah perspektifnya dalam menyajikan berita terkait isu terorisme.

Baca juga Penyintas Bom Menggugah Nurani Jurnalis

“Pelatihan ini mengubah saya untuk membuat suatu berita bukan hanya berdasarkan fakta di lapangan, tapi bagaimana tindak kekerasan yang dilakukan teroris itu sangat berdampak bagi psikis korban. Dan itulah yang seharusnya lebih diutamakan untuk di-publish,” ungkapnya.

Ia mengaku selama ini ia tak sadar telah menulis berita yang secara tidak langsung ikut menebarkan ketakutan. “Dengan mengikuti pelatihan ini, saya baru menyadari ternyata saya ikut berpartisipasi dalam upaya penyebaran teror itu sendiri dengan menebar ketakutan melalui berita-berita saya, yang cenderung menulis tentang fakta di lapangan yang berdarah-darah,” ucapnya memungkasi. [LADW]

Baca juga Tiga Tahun Bom Surabaya: Menyalurkan Inspirasi Ketangguhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *