10/09/2021

Mengingat Bom Kuningan

Aliansi Indonesia Damai- Pagi menjelang siang, sekira pukul 10 lewat, pada 9 September 2004 terjadi aksi pengeboman di kawasan Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Tepatnya di depan gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Australia. 9 orang meninggal dunia pada hari itu dan ratusan lainnya mengalami luka-luka akibat serangan terorisme itu. Dari ratusan korban luka, dua di antaranya meninggal dunia selang beberapa waktu berikutnya lantaran cederanya yang parah.

Untuk mengenang 17 tahun aksi memilukan itu, beberapa penyintas mengadakan acara doa bersama di lokasi kejadian, pada Kamis (09/09/2021). “Karena kami tidak ingin ada kerumunan, maka yang hadir di lokasi hanya 6 orang korban saja sebagai perwakilan, dan dengan protokol kesehatan yang ketat,” kata Sucipto sebagai penanggung jawab kegiatan.

Baca juga Asep Wahyudi: Potret Ketangguhan Korban Bom Kuningan 2004

Kegiatan ini juga disiarkan langsung melalui aplikasi Zoom agar penyintas yang lain bisa ikut merasakan hadir di lokasi. Aksi simpatik ini dimulai dengan berjalan kaki di sepanjang Jalan HR Rasuna Said sambil membawa karangan bunga. Para penyintas berhenti sejenak di masing-masing titik ketika mereka mengalami ledakan, sembari menceritakan kejadian saat itu. Mereka juga sempat melintasi Rumah Sakit MMC yang saat itu menjadi rujukan pertama bagi para korban.

“Ini adalah juga sebagai rasa syukur kami, karena setelah kejadian itu hingga kini kami masih diberi hidup dan kesehatan,” ujar Sucipto.

Baca juga Penyintas Bom Kuningan: Saya Terima Takdir Saya

Tepat pukul 10.10 WIB, untuk menandai detik-detik terjadinya pengeboman, karangan bunga bertuliskan “Peringatan 17 Tahun Bom Kuningan” diletakkan di depan gedung bekas kantor Kedubes Australia. Selanjutnya dilaksanakan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu penyintas, Zaidin Zainal. Dalam doanya terselip harapan agar tidak pernah ada lagi korban terorisme di Indonesia. “Kami ingin Indonesia damai dan tenteram,” demikian potongan doa yang dipanjatkan.

Kegiatan diprakarsai Yayasan Penyintas Indonesia (YPI) dan Forum Kuningan (FK). Sucipto menegaskan, peringatan digelar bukan untuk mengungkit kembali luka dan rasa takut yang timbul akibat aksi teror. “Para penyintas memeringati peristiwa itu untuk saling mendukung dan menguatkan satu sama lain,” ucapnya. [LADW]

Baca juga Ketangguhan Istri Korban Bom Kuningan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *