Melampaui Bayang-bayang Pendidikan
Oleh: Anggoro Eko Prasetyo
(Mahasiswa PPG Prajabatan Universitas Muhammadiyah Mataram, Nusa Tenggara Barat)
Pendidikan di Indonesia, seperti di banyak negara lain, memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk masa depan generasi muda. Pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama berusaha untuk menciptakan lingkungan belajar yang optimal guna melahirkan individu-individu yang kompeten dan berdaya saing.
Namun, dalam perjalanan menuju cita-cita tersebut, terdapat sejumlah tantangan serius yang harus dihadapi, terutama oleh para guru. Salah satu narasi menarik yang muncul berkaitan dengan respons orangtua terhadap tindakan disiplin yang diambil oleh guru terhadap anak-anak mereka. Fenomena ini mengungkapkan kompleksitas hubungan antara guru, siswa, dan orangtua serta mencerminkan beberapa isu mendalam dalam dunia pendidikan.
Baca juga Mewaspadai Konten Kotor Content Creator
Pendidikan tidak hanya tentang mengajar dan belajar di kelas. Pendidikan adalah rangkaian proses yang melibatkan berbagai unsur, termasuk pengajaran, pembinaan karakter, dan kemitraan dengan orangtua. Dalam konteks ini, para guru berperan tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai panutan dan pembimbing.
Sayangnya, beberapa orangtua terkadang hanya berfokus pada hasil akhir tanpa memahami proses kompleks yang harus dilalui untuk mencapai hasil tersebut. Fenomena ini menjadi jelas saat anak-anak diberi sanksi atau tindakan korektif oleh guru karena perilaku kurang pantas di sekolah. Respons beberapa orangtua yang menolak tindakan tersebut memperlihatkan bahwa mereka merasa tindakan tersebut melewati batas dan merugikan anak mereka.
Baca juga Menanti Pendidikan Ramah Anak
Tantangan lain yang dihadapi guru terkait dengan harapan yang sering kali terlalu tinggi dari beberapa orangtua. Dalam beberapa kasus, orangtua ingin anak-anak mereka pintar, mendapatkan nilai rapor yang bagus, dan selalu naik kelas. Namun, harapan ini sering kali tidak realistis dengan kemampuan sebenarnya yang dimiliki anak.
Hal seperti itu bisa menjadi beban tambahan bagi guru karena mereka tidak hanya dituntut memberikan materi pelajaran dengan baik, tetapi juga harus menghadapi tekanan untuk memastikan bahwa semua siswa meraih hasil terbaik secara cepat. Tidak jarang, para guru merasa tertekan dan dianggap gagal jika tidak dapat memenuhi harapan-harapan ini.
Pendidikan holistik
Terkait dengan respons orangtua terhadap perilaku anak di sekolah, ada pola umum yang sering muncul. Beberapa orangtua cenderung menyalahkan guru ketika anak berperilaku kurang ajar atau melakukan kesalahan di sekolah. Perspektif ini mengabaikan fakta bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara guru dan orangtua.
Mengajarkan etika, norma, dan nilai-nilai sosial adalah bagian tak terpisahkan dari proses pendidikan. Ketika orangtua hanya menyalahkan guru tanpa melakukan refleksi terhadap peran mereka dalam membentuk karakter anak, hal ini menciptakan kesenjangan yang merugikan dalam upaya pendidikan holistik.
Baca juga Agustusan, Ada Pilu dalam Gelak Tawa
Sayangnya, tantangan ini terkadang berujung pada situasi yang jauh lebih serius. Beberapa berita menggambarkan kasus serangan fisik terhadap guru oleh orangtua siswa, yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Kasus seperti ini, seperti yang terjadi di Bengkulu dan kasus perundungan terhadap guru di Maluku, merupakan puncak dari dinamika yang tidak sehat dalam hubungan antara guru, siswa, dan orangtua. Kejadian-kejadian ini tidak hanya merugikan guru secara pribadi, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang tidak aman dan tidak kondusif bagi siswa lain.
Di sisi lain, kasus siswa SMP di Pangandaran yang belum bisa membaca dan menulis menunjukkan bahwa tantangan pendidikan di Indonesia tidak hanya berkutat pada interaksi guru, siswa, dan orangtua. Masih terdapat ketidaksetaraan dalam akses pendidikan, terutama di daerah terpencil.
Baca juga Pendidikan dan Pencegahan Perundungan Digital
Meskipun para guru memiliki peran sentral dalam memberikan pendidikan yang baik, tantangan struktural, seperti fasilitas yang kurang memadai dan kurangnya dukungan dari pemerintah daerah, juga ikut berperan dalam masalah ini. Diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan guru untuk memastikan bahwa pendidikan berkualitas dapat diakses oleh semua anak Indonesia, tanpa terkecuali.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, dibutuhkan pendekatan komprehensif yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan. Peningkatan kesadaran akan peran penting guru dalam membentuk karakter dan perilaku siswa harus ditekankan kepada orangtua. Ini dapat dilakukan melalui penyuluhan dan komunikasi yang efektif antara sekolah dan keluarga. Sementara itu, para orangtua juga perlu memahami bahwa pendidikan adalah upaya kolaboratif, dan mereka memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak di rumah.
Baca juga Tahun Baru 1445 Hijriah Umat Islam Harus Berubah Nasib
Selain itu, investasi dalam pelatihan dan pengembangan profesionalisme guru juga sangat penting. Guru yang terdidik dan terlatih dengan baik akan lebih mampu menghadapi tantangan yang ada di kelas dan menerapkan strategi pembelajaran yang efektif. Selain itu, pemerintah juga harus berperan aktif dalam memberikan dukungan dan memastikan bahwa lingkungan belajar yang aman dan kondusif tercipta di semua sekolah.
Pada akhirnya, pendidikan adalah investasi jangka panjang bagi kemajuan suatu bangsa. Untuk mencapai perubahan yang signifikan, kita perlu merangkul pendidikan sebagai tanggung jawab bersama. Menghargai peran guru dalam membentuk karakter dan pengetahuan serta menghilangkan pandangan sempit yang menghambat perkembangan pendidikan di Indonesia. Hanya melalui kerja sama dan komitmen yang kuat dari semua pihak, kita dapat mengatasi tantangan-tantangan ini dan menciptakan masa depan pendidikan yang lebih baik.
*Artikel ini terbit di Kompas.id, edisi 6 September 2023