18/12/2023

Siswi SMAN 1 Tawangsari Sukoharjo: Perdamaian Dimulai dari Diri Sendiri

Aliansi Indonesia Damai- “Bahwa hal-hal yang namanya perdamaian itu tidak bisa diciptakan secara langsung, melainkan harus dimulai dari diri kita sendiri.”

Pernyataan tersebut disampaikan oleh siswi SMAN 1 Tawangsari Sukoharjo usai mengikuti kegiatan “Diskusi Interaktif: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” di SMAN 1 Tawangsari Sukoharjo beberapa waktu silam. Dalam kegiatan ini AIDA menghadirkan kisah para korban pengeboman serta mantan pelaku terorisme yang telah bertobat untuk membagikan lika-lika kisah hidup masing-masing.

Baca juga Siswa SMAN 1 Sukoharjo: Terorisme Mengancam Kita Semua

Para penyintas terorisme berhasil bangkit dari keterpurukan pascamusibah yang menimpa mereka dan berdamai dengan kenyataan. Sementara mantan pelaku terorisme mengisahkan awal keterlibatannya dalam jaringan kekerasan, melakukan aksi-aksi ekstrem atas nama perjuangan agama, hingga kemudian bertobat, dan menjalani kehidupan secara normal. Kedua pihak kini bahu-membahu mengampanyekan perdamaian dan semangat ketangguhan kepada khalayak luas demi kemaslahatan bersama.

Salah satu peserta mengaku baru tahu bahwa Indonesia pernah diguncang serangan-serangan bom yang sangat sadis. Pasalnya saat kejadian-kejadian terorisme, seperti Bom Bali 2002, Bom Marriott 2003, dan Bom Kuningan 2004, ia masih belum lahir.

Baca juga Siswa SMAN 1 Bulu Sukoharjo Belajar dari Korban dan Mantan Ekstremis

“Sebagai generasi muda yang tidak mengetahui peristiwa sebelum kita lahir, kita menjadi tahu dan menjadi sadar untuk menjauhi kegiatan yang menuju terorisme dan radikalisme, sehingga kita bisa menjadi generasi yang cinta damai,” ujarnya.

Dalam hematnya, terorisme adalah aktivitas yang sangat merugikan karena dampaknya bukan hanya sehari atau dua hari tapi seumur hidup, bahkan telah mengakibatkan hilangnya nyawa orang-orang tak bersalah. “Jadi terorisme ini adalah hal yang tidak boleh terjadi lagi di Indonesia,” katanya tegas.

Baca juga Pelajar SMAN 1 Bulu Belajar Ketangguhan dari Penyintas

Lebih lanjut ia mengaku bersimpati kepada korban terorisme dan keluarganya, serta mengagumi kebesaran hati mereka yang bisa memaafkan para pelaku. “Kita harus memaafkan dan mau bertobat atas apa yang telah kita lakukan, terutama seperti kasus-kasus terorisme yang ada di Indonesia,” tuturnya mengambil pembelajaran.

Salah satu peserta lain merasa memikul tanggung jawab untuk menyebarkan perdamaian di lingkungan terdekatnya dan menolak segala bentuk kekerasan maupun radikalisme. “Acara ini sangat penting, dapat memberikan pemahaman kepada siswa-siswi di sekolah, karena bisa saja paham-paham ini masuk ke kalangan pelajar,” katanya memungkasi. [VLD-MSY]

Baca juga Kepala SMAN 1 Bulu Sukoharjo: Berhati-Hatilah Belajar Agama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *