Mahasiswa Dharmas: Korban dalam Posisi Tak Berdaya
Aliansi Indonesia Damai- “Dampak yang disebabkan oleh aksi terorisme sangat parah dan mematikan, mulai dari luka fisik, cacat seumur hidup, luka psikis, hingga kehilangan orang-orang tersayang. Para korban berada dalam posisi tidak berdaya.”
Demikian disampaikan Muhamad Hasbi, mahasiswa Universitas Dharmas Indonesia (UNDHARI), kepada ratusan peserta pengajian perdamaian di Aula kampus Undhari beberapa waktu silam. Pengajian tersebut diselenggarakan AIDA bekerjasama dengan Dewan Mahasiswa (DEMA), Senat Mahasiswa (SEMA), dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Undhari, Dharmasraya, Sumatera Barat.
Baca juga Aktivis Mahasiswa Padang: Utamakan Perdamaian
Hasbi mengingatkan rekan-rekannya sesama mahasiswa untuk berhati-hati terhadap kelompok teroris yang menargetkan mahasiswa untuk direkrut menjadi anggota dan jaringan mereka.
Hasbi pun membeberkan fakta, sekira 800 lebih warga Sumatera Barat telah bergabung dengan kelompok ekstrem. Ia mengambil contoh pengalamannya berjumpa dengan salah seorang mantan pelaku teroris yang terpapar paham ekstrem dan bergabung dengan jaringan Negara Islam Indonesia (NII).
Baca juga Menguatkan Filter Mahasiswa
Aktivis mahasiswa muslim ini kemudian menjelaskan, kelompok teror memiliki tujuan yang secara ideal baik, tapi cara mewujudkannya salah. Kelompok teroris juga tidak mengindahkan norma-norma universal yang berlaku seperti hukum dan HAM. “Kelompok teror punya pemikiran dan pemahaman sendiri. Atas dasar ideologi itulah mereka serampangan menyematkan status kafir kepada orang lain, hingga menumpahkan darah siapa pun yang tidak sejalan dengan mereka.”
Salah seorang yang pernah tertumpah darahnya adalah Nanda Olivia Daniel, korban Bom Kuningan tahun 2004 . Hasbi pun menceritakan pengalamannya bertemu dengan perempuan asli Minang tersebut dalam kegiatan AIDA yang pernah diikutinya. “Akibat aksi terorisme, korban merasakan pelbagai penderitaan,” ucap Hasbi.
Baca juga Melestarikan Perdamaian di Kampus
Agar tidak ada lagi yang menjadi korban, Hasbi meminta peserta untuk menjauhi paham kekerasan dan belajar dari sumber yang jelas. “Kita harus menjauhi pengajian yang menganjurkan untuk melakukan kekerasan, karena itu sudah mengindikasikan pemahaman ekstrem,” demikian mahasiswa berdarah minang ini memungkasi paparannya. (LA)
Baca juga Mahasiswa UIN Padang Masih Terngiang Pertemuan dengan Korban dan Mantan Napiter