Suara Hati Seorang Penyintas
Oleh Anggun Kartika*
Bom telah meledak
Begitu keras dan bising
Menghancurkan segalanya
Menghunjam banyak orang tidak berdosa
Baca juga Meresapi Hikmah di Balik Musibah
Kita merasa tersakiti
Di saat negara ini sedang damai
Inikah corak antiperdamaian?
Ataukah dilema arti perbedaan?
Baca juga OH…TUHAN
Bukankah dunia milik bersama?
Bukankah hidup mencari bahagia?
Mereka yang terluka
Mereka yang tak tahu
Mereka yang jadi korban
Semuanya terdiam tak dapat berkata
Baca juga Penyintas Terorisme Berkisah di Depan Ulama Riau
Teroris adalah musuh dunia
Teroris menjadi ciri perpecahan umat manusia
Mereka sempit pikir
Dan tak punya hati nan putih
Kebenaran bukanlah milik sepihak
Kebencian tak boleh mengalahkan kemanusiaan
Kehancuran bukanlah solusi
Kebaikan sudah semestinya disyiarkan, tak disembunyikan
Kitalah rakyat Merah Putih
Menjunjung tinggi persatuan
Berjuang demi kemajuan
Bersiaga untuk mencegah kekerasan
Kawan, mari singsingkan lengan
Tuk berpacu menuju penantian kita bersama
Membangun bangsa yang penuh kedamaian
Bangsa yang saling menghargai sesama
*Anggun Kartika salah seorang korban aksi teror bom di Jl. MH. Thamrin Jakarta, 14 Januari 2016. Ledakan bom bunuh diri di pos polisi di tengah perempatan jalan protokol ibu kota itu menyebabkan luka di sejumlah bagian tubuhnya. Luka paling parah dia alami di bagian kaki kanannya. Di tengah berbagai penderitaan yang harus dihadapi, Anggun mencoba turut memberikan sumbangsih bagi gerakan pembangunan perdamaian melalui puisi. Ia berharap Indonesia ke depan berkembang menjadi semakin damai, tak ada lagi aksi-aksi terorisme seperti yang pernah menimpanya.