31/05/2020

Pesan Ketangguhan Pelajar Bukittinggi

Aliansi Indonesia Damai- Sejak beberapa tahun terakhir, AIDA menggelar kampanye perdamaian di banyak SMA di pelbagai daerah. Kegiatan dikemas dalam bentuk Dialog Interaktif bertema “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh”. Salah satu daerah yang telah dikunjungi AIDA adalah kota Bukittinggi, Sumatera Barat.

Dalam kegiatan itu AIDA menghadirkan tim perdamaian sebagai narasumber. Mereka terdiri dari unsur mantan pelaku terorisme dan korbannya. Mereka berbagi cerita dan pengalaman hidup di hadapan sekitar 50 siswa-siswi di setiap sekolah. Melalui kisah tim perdamaian, AIDA mengajak generasi muda untuk mengambil pembelajaran (ibroh) dan membangun perdamaian Indonesia.

Baca juga Semangat Perdamaian SMA Al-Faqih Tasikmalaya

Setelah mengikuti kegiatan, sejumlah peserta menyampaikan kesan dan pesannya.

Tidak Berlarut dalam Kesedihan

Seorang peserta asal SMAN 1 Bukittinggi melihat cobaan akan selalu datang silih berganti di dalam hidup setiap orang. Namun demikian, cobaan itu tidak akan melewati batas kemampuan seseorang. Ia belajar dari kisah korban yang tidak putus asa saat harus kehilangan orang tersayang akibat ledakan bom.

Menurut siswi tersebut, cerita korban membuatnya sadar bahwa hidup tidak hanya merasakan kebahagiaan semata, tetapi ada juga kesedihan. Ia pun mengartikan hal tersebut sebagai pengingat untuk bangkit saat menghadapi kesulitan.

Baca juga Gema Damai Pelajar Pandeglang

“Ada saatnya di atas dan di bawah, maka kita harus berusaha untuk di atas lagi, karena kita harus percaya banyak orang yang sayang dengan kita. Kita tidak boleh menyerah dengan hidup kita,” ujar siswi kelas X tersebut.

Menghilangkan Dendam dengan Memaafkan

Pelajar asal SMAN 2 Bukittinggi menyaksikan sisi ketangguhan korban dalam sikap pemaafannya. Ia terinspirasi dari ketangguhan korban, yakni bukan hanya tidak berlarut dalam kesedihan, tetapi juga bisa memaafkan, menahan emosi dan tidak menyimpan dendam.

Baca juga Berbagi Kisah Inspiratif di SMAN 3 Serang

Hal tersebut ia saksikan dari kemampuan korban dan mantan pelaku terorisme bisa berdamai dan mengampanyekan perdamaian secara bersama-sama. “Saya belajar dari korban yang tidak pernah merasa dendam dan itu termasuk pelajaran yang sangat penting saya dapatkan dari kesempatan kali ini,” terang siswa kelas XI tersebut.

Tiap Masalah Bisa Dibicarakan

Seorang peserta asal SMAN 3 Bukittinggi mengaku bisa mengambil makna ketangguhan untuk tidak mudah terpancing melakukan kekerasan saat ada masalah. Ia menyadari bahwa perilaku kasar tidak akan memberikan manfaat kepada kehidupan. Justru sebaliknya hanya akan menimbulkan dampak yang sangat merugikan, baik baginya sendiri maupun kehidupan orang lain.

Baca juga Pesan Damai Guru Tasikmalaya

Siswa kelas XI tersebut memaknai generasi tangguh sebagai generasi yang mampu menanggapi masalah dengan cara dan pikiran positif demi menjaga sebuah perdamaian. Cara tersebut termasuk dengan berdialog jika ada masalah dengan orang lain. “Kita bisa membicarakan apa pun perselisihan yang kita selisihkan dengan teman kita agar tidak terjadi kebencian dan kekerasan.” [MSH]

Baca juga Membekali Pelajar Malang dengan Semangat Damai

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *