15/02/2022

Pionir Perdamaian dari Bandar Lampung

Aliansi Indonesia Damai- Kesadaran akan pentingnya merawat perdamaian penting ditanamkan bagi generasi muda di Indonesia. Sebagai penerus pembangunan masa depan bangsa, generasi muda diharapkan mampu menjadi pionir bagi kelestarian perdamaian di Indonesia.

Sebagai upaya mewujudkan cita-cita tersebut, AIDA menggelar safari perdamaian virtual di sejumlah sekolah di wilayah Bandar Lampung pada Januari 2022 lalu. Sekolah-sekolah yang menjadi mitra kerja sama penyelenggaraan kegiatan adalah MAN 1, MAN 2, SMAN 16, SMAN 5, dan SMAN 7 Bandar Lampung.

Baca juga Dialog Siswa SMAN 16 Bandar Lampung dengan Mantan Ekstremis

Di tiap sekolah tersebut, AIDA menggelar “Dialog Interaktif Virtual: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” dengan menghadirkan narasumber dari mantan pelaku terorisme dan korbannya. Kedua pihak berbagi kisah ketangguhan hidup dari pengalaman mereka pernah terjerumus dalam kelompok kekerasan dan sebagai pihak yang menjadi korbannya. Kisah dari kedua belah pihak diharapkan menjadi pembelajaran bagi generasi muda agar mampu menjadi generasi yang tangguh dan tidak terjebak dalam kelompok kekerasan.

Direktur Eksekutif AIDA, Riri Khariroh, menegaskan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkuat ketangguhan generasi muda menghadapi berbagai persoalan, khususnya ancaman propaganda kekerasan yang kerapkali menyasar kalangan pemuda. Menurut Riri, membangun perdamaian harus melibatkan mereka. “Banyak kelompok yang ingin merusak perdamaian dan menjerumuskan generasi muda ke aksi-aksi kekerasan, terutama di media sosial,” katanya.

Baca juga Penyintas dan Mantan Ekstremis di Mata Pelajar Lampung

Pembina OSIS SMAN 5 Bandar Lampung, Yohanes Edi, bersyukur kegiatan itu digelar bersama anak didiknya. Kesempatan berdialog secara virtual dengan mantan pelaku terorisme dan korbannya adalah pengalaman berharga bagi para siswa. Karena itu ia berharap anak-anak didiknya dapat menyerap pembelajaran dan disebarluaskan ke lingkungan masing-masing. “Pengalaman orang lain mungkin buruk. Tetapi yang baik kita ambil. Jadilah diri sendiri dan jangan pernah menjadi orang lain,” ujarnya.

Selaras dengan hal itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas MAN 1 Bandar Lampung, Yuniarti, juga mengapresiasi kegiatan itu sembari berharap anak didiknya menjadi generasi yang cinta damai dan mampu menghadirkan moral dan etika yang baik bagi orang lain.

Baca juga Memupuk Karakter Damai

“Kesempatan yang bagus sekali. Apalagi AIDA sudah lama berkiprah bagi (pembangunan) perdamaian Indonesia. Semoga siswa kami bisa menjadi role model untuk menanamkan keimanan dan ketakwaan. Menjadi insan dan generasi muda yang tidak hanya menguasai iptek tetapi juga imtak (iman dan takwa)-nya bagi masyarakat,” ungkapnya.

Sementara Pembina OSIS SMAN 7 Bandar Lampung, Bram Rizaldi, meyakini pendidikan karakter sangat diperlukan untuk menumbuhkan generasi muda yang cinta damai. Apalagi kemajuan teknologi membuat masyarakat sulit mencerna informasi yang benar. “Dengan kemajuan teknologi, sekarang ini kita mudah mendapatkan informasi, tetapi sulit mendapatkan yang benar. Oleh karena itu kita harus tahu bagaimana mengedukasi siswa di sekolah sehingga bisa menerapkan habitus yang baik di rumah,” ucapnya.

Baca juga Pesan Ketangguhan Pelajar Bandar Lampung (Bag. 1)

Sedangkan Salah seorang siswa di SMAN 7 Bandar Lampung mengaku mengambil hikmah dari kisah-kisah narasumber, khususnya dari mantan pelaku. Ia menilai lingkungan dan pertemanan sangat berpengaruh terhadap karakter seseorang. Maka ia berpesan agar generasi muda harus bisa memilih jaringan pertemanan yang menjunjung tinggi perdamaian. “Salut untuk mantan pelaku, karena bisa bangkit dari masa lalu yang kelam dan menjadi sosok pribadi yang lebih baik lagi,” tutur siswa kelas XI tersebut.

Pengurus OSIS MAN 1 Bandar Lampung mengungkapkan bahwa kisah korban memberikan pembelajaran bagi dirinya bahwa manusia harus terus menebarkan cinta kasih sekalipun terhadap pihak yang pernah melakukan kesalahan kepadanya. Ia kagum atas keikhlasan korban. Meski tak mudah, korban bisa bangkit dari berbagai keterpurukan. “Korban telah ikhlas menerima kejadian tersebut, dan kejadian itu dijadikan sebagai ladang untuk naik kelas dan menjadi lebih kuat,” tuturnya. [AH]

Baca juga Pesan Ketangguhan Pelajar Bandar Lampung (Bag. 2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *