Menebar Kasih Sayang Mengubur Dendam
“Motivasi saya bangkit karena ajaran tentang kasih dan memaafkan. Jika kita mampu mengasihi orang lain, dan bisa memaafkan, maka kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik”
Aliansi Indonesia Damai- Albert Christiono adalah penyintas Bom Kedutaan Besar Australia di kawasan Kuningan Jalan Rasuna Said Jakarta Selatan, 9 Oktober 2004 lalu. Mobil box yang melintas tepat di depan Kedubes Australia itu meledak dan mencederai sejumlah korban, termasuk Albert.
Pagi menjelang siang itu ia tengah mengantarkan dokumen menuju kawasan Kuningan menaiki Bus Kopaja. Ledakan besar terjadi. Kepulan asap membumbung tinggi, orang-orang meminta pertolongan. Bus yang ditumpangi Albert pun terbalik.
Baca juga Ketangguhan Sejoli Penyintas Bom Kuningan
Para penumpang bus berteriak histeris dan berusaha keluar. Albert berhasil keluar dan meminta pertolongan. Awalnya Albert diantarkan ke Rumah Sakit Aini, namun kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit St. Carolus. Saat itu pula ia harus dioperasi karena ada gotri masuk ke kepalanya.
Akibat peristiwa itu, Albert mengaku sempat putus asa hingga trauma. Bahkan sampai saat ini Albert masih merasakan efek akibat ledakan tersebut. Selama beberapa waktu ia harus mengonsumsi obat-obatan. Seiring perjalanan waktu, Albert mendapatkan dorongan dari keluarga dan kolega kantor untuk bisa bangkit dari musibah.
Baca juga Meneladani Pemaafan Nabi
Setelah dua belas tahun serangan bom terjadi, Albert bertemu dengan salah seorang mantan pelaku terorisme. Ia sempat ingin meluapkan kemarahan namun lantas menyadari bahwa jalan pemaafan akan jauh lebih baik dibanding rasa dendam yang terus menerus dipendam. Meskipun ia menjadi korban dari sebuah kezaliman, namun Albert tidak ingin membalas kezaliman dengan kezaliman. “Jangan membalas kekerasan dengan kekerasan, karena Tuhan saja Maha Pemaaf,” tutur Albert dalam salah satu kegiatan bersama AIDA di Ambon, Maluku.
Salah seorang pelajar Ambon sempat bertanya kepada Albert, “Bagaimana bisa memaafkan para pelaku?” Albert berterus terang bahwa agama yang ia anut senantiasa mengajarkan kasih sayang. “Jika kita bisa memberi kasih sayang kepada orang lain, maka kita akan mendapatkan kebaikan. Ketika disakiti maka jangan dibalas dengan kekerasan, tetapi kita berdoa dan hati tetap damai dan tenang.”

Selain memberikan maaf, Albert juga meyakini bahwa ajaran kasih sayang merupakan fondasi untuk berlapang dada.
Albert saat ini bergabung dengan komunitas penyintas Bom Kuningan dan Yayasan Penyintas Indonesia, perkumpulan para penyintas terorisme di Indonesia. Selain itu, ia bersama komunitas penyintas lain seperti komunitas penyintas Bom Bali, senantiasa saling menguatkan dan selalu berpikir positif untuk menyongsong masa depan yang lebih baik serta menyuarakan perdamaian bagi masyarakat luas.
Albert meyakini, segala ujian dan musibah tidak mungkin datang dengan beban yang tidak bisa diemban manusia. Karena itu ia bertekad untuk tidak menjadikan ujian tersebut sebagai alasan untuk menyimpan dendam.
Baca juga Menjadi Penggerak Penyintas
1 Comment