26/08/2020

Tak Henti Mendukung Korban

Bersama dengan para korban, semua pihak harus berdiri bersama untuk melawan segala bentuk dan upaya terorisme. Luka mereka mungkin memudar, tapi luka tersebut tak akan pernah hilang sampai kapan pun, sehingga dukungan harus diberikan secara terus-menerus.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, dalam peringatan internasional untuk korban terorisme, 21 Agustus 2020. Pada tahun ini, peringatan yang lebih dikenal dengan International Day of Remembrance of and Tribute to the Victims of Terrorism diadakan secara virtual yang ditayangkan secara langsung di laman resmi siaran PBB.

Baca juga Tidak Menjadi Generasi Rebahan

Mengusung tema “Not Forgotten: Stories of Remembrance of Victims of Terrorism,” kegiatan ini menghadirkan beberapa perwakilan korban untuk menceritakan makna peringatan bagi mereka. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa peringatan ini bukan hanya tentang perasaan kehilangan, tapi juga untuk mengakui bahwa mereka telah menjadi penyintas yang tangguh.

Menurut Guterres, publik harus tetap mendukung dan mengingat para korban terorisme, sekalipun dalam kondisi krisis pandemi Covid-19. Korban telah mengingatkan kepada khalayak tentang pentingnya upaya kontraterorisme.

Baca juga Suluh Perdamaian di Kota Pahlawan

“Segala bentuk dan manifestasi terorisme menjadi tantangan global. Hal tersebut menyebabkan kerusakan permanen bagi individu, keluarga dan juga masyarakat. Luka-luka tersebut sangat dalam, dan meskipun luka tersebut mulai memudar, ia tak akan pernah hilang,” ujarnya.

Sementara Vladimir Voronkov, Wakil Sekretaris Jenderal UNOCT (Badan PBB untuk urusan penanggulangan terorisme) mengajak setiap elemen masyarakat untuk membangun dukungan kuat kepada para penyintas melalui perwujudan United Nations Global Congress of Victims yang akan dilaksanakan untuk pertama kalinya di tahun 2021 mendatang.

Baca juga Saatnya Mayoritas Menyuarakan Perdamaian

Dalam peringatan yang ketiga ini, UNOCT juga meluncurkan film pendek berisi testimoni para penyintas. Semangat para penyintas untuk terus berjuang pascakejadian teror yang menimpa mereka memberikan contoh kepada setiap individu untuk terus bertahan di tengah kondisi pandemi.

Di sisi lain, para korban terorisme juga menunjukkan bahwa mereka tetap saling tolong menolong di tengah keterbatasan. Para korban pengeboman Irish Republican Army (IRA) atau yang lebih dikenal dengan Bom IRA dan juga perkumpulan penyintas di Indonesia yang tergabung dalam Yayasan Penyintas Indonesia (YPI) bahkan memberikan bantuan kepada sesama penyintas di tengah pandemi Covid-19. Mereka membuktikan bahwa pandemi bukanlah saat untuk menyerah, melainkan momen untuk menumbuhkan semangat dan solidaritas.

Baca juga Saat Mantan Ekstremis Belajar dari Korban

Peringatan semacam ini juga dilakukan di berbagai negara anggota PBB dengan cara mengheningkan suara dan aktivitas sejenak selama 2 menit. Di Indonesia, kegiatan serupa dilaksanakan pada Jumat 21 Agustus 2020 jam 10.00 WIB.21 Agustus dipilih oleh PBB sebagai hari peringatan internasional untuk korban terorisme. Peringatan ini didasarkan pada Resolusi Majelis Umum PBB 72/165. Peringatan ini mulai diadakan sejak tahun 2017. [WTR]

Baca juga Terorisme Bisa Bermula dari Lingkup Keluarga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *