Pelajar Lampung Belajar dari Penyintas
Aliansi Indonesia Damai- AIDA menggelar kampanye damai secara virtual di SMAN 9 Bandar Lampung, Rabu (18/11/2020). Kegiatan yang dikemas dalam bentuk Dialog Interaktif “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” itu dihadiri dua orang tim perdamaian AIDA, yaitu Sumarno, mantan pelaku terorisme, dan Nugroho Agung Laksono, korban Bom Kampung Melayu 2017.
Sejumlah peserta mengaku mengambil hikmah dari kisah kehidupan kedua belah pihak. Belajar dari kehidupan penyintas, salah seorang siswi mengajak generasi muda untuk bermental tangguh dan tidak menyerah saat menghadapi persoalan-persoalan kehidupan.
Baca juga Menjauhi Ajaran Kekerasan
Menurut dia, ketangguhan yang ditunjukkan oleh penyintas adalah pantang menyerah menjalani hidup meskipun tertimpa musibah yang hampir merenggut nyawanya. “Jadilah pemuda yang kuat dan jangan menyerah jika tertimpa musibah dan jadilah pemuda yang berbakti kepada orang tua,” ujarnya.
Sementara dari kehidupan mantan pelaku, dia mengajak pelajar untuk membentengi diri dari potensi buruk yang dapat menjerumuskan generasi muda ke jurang kegelapan. “Janganlah mudah terhasut dan terjerumus ke dalam hal yang membawa mudarat dan selalu memohon pelindungan kepada Allah SWT,” katanya.
Kesan dan hikmah dari kehidupan korban dan mantan pelaku juga muncul dari peserta lain. Dia mengatakan, setiap orang pastilah mempunyai kesalahan. Namun, kesempatan untuk memperbaikinya akan selalu ada. “Hikmah dari Pak Sumarno, jangan mudah terpengaruh oleh hasutan orang lain, jangan malu untuk memperbaiki diri karena Allah SWT selalu membukakan pintu maaf,” tuturnya.
Baca juga Dialog Pelajar Lampung dengan Mantan Ekstremis
Selaras dengan hal itu, salah seorang siswi lain mengatakan bahwa berbagai bentuk kejahatan hendaknya tidak dibalas dengan kejahatan serupa, melainkan dengan kebaikan. “Dakwah itu mengajarkan kedamaian. Kejahatan harus dibalas dengan kebaikan, seperti halnya yang kotor dibersihkan, bukan ditambah kotor,” ujar siswi dari kelas Ilmu Pengetahuan Alam itu.
Ia menambahkan, setiap kisah yang disampaikan oleh tim perdamaian mengandung hikmah yang dapat diambil pembelajarannya. Dari penyintas misalnya, kesabaran dapat membawa seseorang mampu melewati hal-hal paling sulit dalam kehidupan. “Semua kejadian adalah takdir yang harus diambil hikmahnya. Dari mas Agung kita belajar agar selalu bersabar di setiap musibah, karena selalu ada hikmah di baliknya. Allah Mahabaik,” katanya menegaskan. [AH]
Baca juga Semangat Siswa Lampung Menebar Damai