Ibroh untuk Perdamaian
Aliansi Indonesia Damai- Kisah kehidupan mantan pelaku terorisme dan korbannya dinilai mengandung banyak ibroh (pembelajaran) bagi masyarakat luas. Kisah-kisah dari dua belah pihak diharapkan menjadi pengingat sekaligus pembelajaran untuk menegakkan perdamain di Indonesia.
Ketua Pengurus AIDA, Hasibullah Satrawi, mengatakan, ajaran tentang ibroh banyak ditemukan di dalam Al-Qur’an. Bahkan di antara kandungan ayat-ayat Al-Qur’an, ayat tentang ibroh lebih dominan dibanding ayat-ayat lainnya. “Ibroh itu sesuatu yang paling kuat dalam Al-Qur’an,” kataya saat menjadi narasumber dalam pengajian daring dan diskusi buku La Tay’as: Ibroh dari Kehidupan Teroris dan Korbannya yang digelar AIDA dengan PW Aisyiyah DIY beberapa waktu lalu.
Baca juga Ibroh dari Rekonsiliasi Korban dan Mantan Teroris
Intelektual muda asal Madura itu menjelaskan bahwa pesan yang terkandung dalam kisah tergolong sangat kuat. Allah pun menganjurkan umat-Nya untuk tidak hanya membaca ayat-ayat qauliyah (teks) semata, akan tetapi juga merenungi ayat-ayat kauniyah (peristiwa). “Maka dari itu kadang orang lebih senang dengar cerita daripada diceramahi. Betapa penting kita menyimak dibanding menghakimi. Kisah lebih memiliki kekuatan,” ujarnya.
Hasibullah lantas menceritakan latar belakang penulisan buku tersebut. Berdasarkan pengalamannya mendampingi pertobatan pelaku terorisme dan pemulihan korbannya, ia mencoba mengambil pembelajaran dari peristiwa itu lalu dituangkannya menjadi sebuah buku. “Yang terbayang dari saya ketika menulis buku ini adalah ingin belajar dan mengambil ibroh dari kejadian ini,” tuturnya.
Baca juga Pertobatan Teroris di Mata Aktivis Aisyiyah
Ia juga menjelaskan bahwa motivasi seseorang melakukan aksi-aksi kekerasan mungkin dengan niatan baik, namun aksinya salah. Ia mencontohkan salah seorang pelaku yang ingin membela ketidakadilan di wilayah tertentu. Sayangnya, ia justru melakukan ketidakadilan baru sehingga kekerasan baru timbul lagi. “Biasanya teroris itu hadir karena misi ingin melawan ketidakadilan yang mereka lihat, tanpa membuka diri,” ungkap Hasibullah.
Padahal menurut dia, tidak ada orang yang berhak melukai orang lain, apalagi sampai melakukan aksi kekerasan yang dapat mencelakakan korbannya. Sebab, Allah menciptakan manusia sebaik-baik makhluk. “Al-Qur’an mengungkapkan bahwa Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya ciptaan, dimulai dari ruh sampai jasadnya,” tuturnya.
Baca juga Dakwah Perdamaian sebagai Peran Keumatan Aisyiyah
Hasibullah ingin apa yang ditulis dan yang selama ini dilakukannya dapat menjadi perantara untuk menegakkan perdamaian di Indonesia. “Inilah latar belakang AIDA, setelah ketemu para korban dan pelaku, mudah-mudahan menjadi wasilah, tolong menolong antarsesama, antarkorban dan pelaku untuk menegakkan kedamaian di muka bumi ini,” katanya.
Ia juga berharap agar aktivis Aisyiyah dapat berkontribusi menegakkan perdamaian di lingkungan masing-masing. Apalagi, aktivis Aisyiyah selaku aktivis perempuan mempunyai peran signifikan untuk membentuk generasi muda yang cinta damai. “Bersyukur, kita bisa bertemu Aisyiyah untuk mewujudkan kehidupan yang baik, al-hayah al-thayyibah, dan itu dimulai dari peran perempuan,” ujar Sarjana Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir itu memungkasi paparannya. [AH]
Baca juga Membangun Perdamaian dengan Cerita