01/05/2021

Dialog Mahasiswa Unsoed dengan Penyintas Bom Bali

Aliansi Indonesia Damai – I Wayan Sudiana, suami korban Bom Bali 2002, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Diskusi dan Bedah Buku “La Tay’as: Ibroh dari Kehidupan Teroris dan Korbannya” pada Jumat (23/04/2021). Kegiatan daring ini hasil kerja sama AIDA dengan Lembaga Pers Mahasiswa Unsoed.

Wayan berbagi kisah getir hidupnya saat kehilangan istrinya hingga ia mampu bangkit dan membesarkan anak-anaknya. Istri Wayan, Widiawati, meninggal dunia saat sedang bertugas sebagai kasir di Sari Club, Legian, Kuta, Bali. Wayan baru menemukan jenazah istrinya setelah tiga hari menunggu di Rumah Sakit Sanglah Denpasar.

Baca juga Berbagi Pengalaman Bertemu Korban dan Pelaku Terorisme

Ia sempat histeris dan tak sadarkan diri ketika mendapati jenazah istri tercintanya. “Saya mengalami trauma. Hampir 8 bulan takut keluar rumah, saya takut melihat orang berkerumun. Hal itu sangat menyakitkan saya,” kata Wayan.

Setelah 8 bulan mengurung diri dari dunia luar, Wayan sadar ia harus bangkit karena anak-anak membutuhkan perannya, baik sebagai ayah ataupun “ibu” bagi mereka. Berkat dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitarnya, Wayan kembali memulai langkah hidupnya. Ia juga mendapatkan dukungan dari rekan-rekan sesama korban. Ia bahkan ikut merintis pendirian komunitas korban Bom Bali yaitu, Isana Dewata.

Baca juga Dialog Mahasiswa Unsoed dengan Mantan Napiter

Mendengar kisah Wayan, ratusan peserta terlihat haru. Peserta dari Program Studi Sastra Inggris bertanya tentang perasaan penyintas saat mengetahui bahwa pelaku pengeboman melakukan aksinya dengan sengaja.

Wayan mengaku tak sedikit pun menyimpan dendam pada pelaku. Bahkan saat kejadian, ia sama sekali tak memikirkan tentang pelaku. Ia hanya fokus mencari istrinya. “Saya sudah memaafkan, baik pelaku yang sudah dieksekusi maupun yang sudah keluar dan bertobat. Saya sudah memaafkan setulus hati yang paling dalam,” kata Wayan.

Baca juga Merangkul Mereka yang Bertobat

Kepada mantan pelaku ekstremisme kekerasan yang juga murid dari pelaku Bom Bali 2002, Iswanto, yang juga hadir pada kegiatan ini, Wayan mengucapkan terima kasih atas silaturahmi mereka yang sudah terjalin dan tergabung dalam tim Perdamaian AIDA. “Terima kasih, Pak Is, semoga bapak sehat selalu. Semoga apa yang bapak lakukan sekarang menjadi sesuatu yang terbaik bagi masyarakat,” ujarnya. [LADW]

Baca juga Menyerap Ibroh dari Kehidupan Penyintas Bom Bali I

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *