17/08/2021

Dialog Korban Bom Thamrin dengan Jurnalis Sumatera

Aliansi Indonesia Damai- Deni Mahieu menjadi salah satu korban ledakan Bom Thamrin 2016 silam. Berbicara di hadapan sejumlah jurnalis asal Sumatera peserta Short Course Daring Penguatan Perspektif Korban dalam Peliputan Isu Terorisme bagi Insan Media, yang digelar AIDA, akhir Juli lalu, Deni menceritakan kronologi dirinya terkena ledakan bom hingga kondisi yang ia alami akibat ledakan tersebut sampai saat ini.

Salah seorang peserta bertanya, apakah sejak peristiwa itu Deni menjadi lebih mudah curiga atau trauma dengan kondisi-kondisi tertentu. Deni menjawab, sejak kejadian itu, tentu dirinya menjadi lebih curiga pada keadaan di sekelilingnya. Namun ia lebih menyebutnya sebagai waspada batin.

Baca juga Dialog Jurnalis Sumatera dengan Korban Bom Kuningan

Terlebih dengan statusnya sebagai polisi, ia menganggap kecurigaan itu justru diperlukan. Jadi Deni akan terus meningkatkan kewaspadaannya agar masyarakat luas pun ikut terjamin keamanannya. Deni tidak menjadikan kecurigaannya sebagai kelemahan, tetapi alat agar bisa berkontribusi lebih baik lagi demi keamanan masyarakat.

“Karena saya seorang polisi, saya melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat. Jadi aspek perlindungan itu saya utamakan benar. Di pos itu, kalau seandainya saya tidak berbuat begitu (mengecek), padahal pos itu tempat penyeberangan jalan yang ramai jam segitu, walaupun ada korban mungkin tidak terlalu banyak. Polisinya kena tapi masih hidup,” ucap Deni yang terkena ledakan bom di pos polisi jalan MH Thamrin Jakarta Pusat.

Baca juga Dialog Eks Napiter dengan Jurnalis Sumatera

Peserta lain menanyakan tentang perasaan Deni saat ini apabila bertemu pelaku teror. Ia mengaku tidak menyimpan dendam sama sekali. Saat dirinya dipertemukan dengan sejumlah mantan pelaku dalam suatu forum, ia bahkan bercengkerama bersama mereka secara akrab. “Saya bilang, kamu sudah jadi saudara saya,” ucap Deni.

Puncak keikhlasan Deni terlihat ketika dirinya bertemu dengan Aman Abdurrahman, otak dari serangan yang melukai dirinya, di pengadilan. Usai memberikan kesaksian persidangan, Deni memeluk Aman.

Baca juga Liputan Media Mesti Berperspektif Korban

“Saya bilang ke dia, saya ini bukan orang yang harusnya Anda hancurkan. Saya bukan musuh. Orang lain mungkin berbuat jahat kepada saya, tetapi saya tidak akan balas berbuat jahat sama dia,” tutur Deni.

Ia bertekad ingin melanjutkan sisa hidupnya dengan damai. Bahkan saat pensiun beberapa tahun nanti, ia mengaku akan banyak menghabiskan kegiatannya dengan ibadah, sebagai bentuk ketundukannya pada takdir dan ketetapan Tuhan. [FAH]

Baca juga Bangkit Demi Masa Depan dan Keluarga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *