Menghargai dan Mengasihi Sesama
Setiap agama mengajarkan umatnya untuk menghormati dan menyayangi sesama manusia. Maka ekstremisme kekerasan jelas bukan ekpresi keagamaan yang dipenuhi sikap welas asih dan kebaikan kepada manusia. Islam pun menuntut pemeluknya untuk memahami inti kehidupan yang benar di muka bumi. Pemahaman yang dilandasi semangat kebersamaan dan hidup rukun.
Jika ada oknum individu/kelompok yang melakukan kekerasan atas nama agama, sejatinya telah menyimpang dari ajarannya yang penuh kasih dan saling menghargai. Nabi Muhammad Saw bersabda:
مَنْ لَا يَرْحَمُ لَا يُرْحَمُ
Siapa yang tidak menghormati/mengasihi, maka ia tidak akan dihormati/dikasihi oleh Sang Pencipta (HR. Bukhari, No. 6013).
Baca juga Efek Beruntun Kekerasan
Hadis di atas menunjukkan secara gamblang ajaran untuk saling mengasihi, menghargai, dan menghormati kepada manusia. Bahkan salah satu nama Allah adalah Al-Rahman: Mahakasih kepada semua makhluknya. Ibnu Hajar al-Asqalani (852 H) menerangkan, ajaran kasih sayang berlaku secara universal kepada siapa pun, baik muslim maupun non-muslim. Islam menghargai dan menghormati kepada siapa saja tanpa memandang latar belakang agamanya.
Bahkan tidak terbatas manusia, berbuat baik kepada makhluk Allah lain sangat dianjurkan dalam agama. Orang yang tidak bisa menghargai dan menghormati kepada sesama, maka Allah tidak akan merahmatinya. Allah akan melihat seseorang dengan kasih sayang jika di hatinya terdapat rasa mengasihi kepada sesama (Fathul Bari Syarh Shahih al-Bukhari, Vol. 10, Hal. 496).
Baca juga Membangun Persaudaraan
Tentu bukan cuma kepada orang lain, manusia juga harus mengasihi dirinya. Ibnu Hajar menerangkan, cara mengasihi diri sendiri adalah dengan melakukan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Amal baik sejatinya adalah muara dari niat yang juga baik. Amal baik menciptakan dampak/output yang baik, yaitu rahmat Allah.
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:
هَلْ جَزَاءُ الإِحْسَانِ إِلاَّ الإِحْسَانُ
Maka apalagi balasan dari perbuatan baik jika tidak dibalas dengan kebaikan (Qs. Al-Rahman: 60).
Menurut Al-Thabari dalam Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, siapa saja yang beramal baik selama hidup di dunia, maka Allah Swt pasti akan membalas kebaikan tersebut di akhirat. Setiap perbuatan orang beriman seharusnya dilandasi motif untuk bisa menghargai dan berbuat baik kepada sesama, serta tidak menghadirkan kebencian dan amarah kepada orang lain. Niscaya motif dan perbuatan tersebut akan menuai ganjaran di akhirat kelak.
Baca juga Beragama yang Bermaslahat
Dalam hemat penulis, bagi mereka yang mendasarkan aksi kekerasan dengan dalih agama, sejatinya telah menjauhi ajaran agama. Bahkan kasih sayang itu tidak hanya mengatur hubungan sesama manusia, namun anjuran mengasihi kepada sesama ciptaan Allah lain, yaitu flora dan fauna. Aksi ekstremisme kekerasan tak hanya mencederai ajaran agama, tetapi juga merusak nilai kemanusiaan.
Baca juga Belajar dari Mantan Ekstremis