19/11/2021

Dialog Siswa SMA Al-Muttaqin Tasikmalaya dengan Penyintas Bom Bali

Aliansi Indonesia Damai- AIDA melaksanakan kampanye perdamaian bertajuk Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” di SMA Al-Muttaqin, Tasikmalaya, Rabu (17/11/2021). Kegiatan daring ini diikuti oleh 50 orang peserta.

Salah satu narasumber yang mengisi acara adalah Ni Nyoman Rencini, korban Bom Bali 2002. Dalam peristiwa itu, Rencini kehilangan suaminya yang merupakan tulang punggung keluarga. Sejak saat itu, Rencini harus menghidupi anak-anaknya seorang diri. Berbekal semangat pantang menyerah, Rencini berhasil mengantarkan anaknya menempuh jenjang pendidikan sarjana.

Baca juga Dialog Siswa SMAN 3 Blitar dengan Penyintas Bom Bali

Salah seorang peserta bertanya apakah Rencini merasakan trauma akibat peristiwa itu. Rencini menjawab, kejadian memang sudah berlangsung 19 tahun yang lalu, tapi untuk bangkit dari trauma itu tidak mudah. Rencini bersyukur pemerintah ikut berperan dalam menyembuhkan traumanya.

“Kami mulai mendapat pelatihan dari pemerintah dari tahun 2015. Kami para korban mendapatkan perawatan medis dan perawatan psikologis juga. Jadi kita pernah mendapat terapi dokter untuk masalah kejiwaan (trauma: red). Tak cuma saya, anak-anak pun juga mendapat penyembuhan psikologis dari dokter,” ungkap Rencini.

Baca juga Pesan Ketangguhan Pelajar Blitar (Bag. 1)

Meskipun begitu, Rencini menekankan bahwa tiap-tiap korban punya jangka waktu sembuh yang berbeda-beda, sesuai dengan kondisi masing-masing mereka. “Karena saya sering bertualang ke sana kemari, saya juga mendapatkan penyembuhan dari luar, khususnya dari tempat saya bekerja,” ujar Rencini.

Dari interaksinya dengan orang lain, Rencini pun menyadari satu hal. Semua orang punya masalah, dan masalah itu harus dihadapi. “Ketemu orang banyak, saya mendapat pembelajaran dari mereka. Kita tidak boleh terus-terusan sedih dengan kondisi ini. Banyak yang mengalami hal yang sama seperti saya, tetapi mereka bisa tegar. Bagaimana pun, saya dan anak-anak juga harus tetap hidup,” ucap Rencini.

Baca juga Pesan Ketangguhan Pelajar Blitar (Bag. 2)

Pada sesi akhir kegiatan, salah seorang mengaku mendapatkan wawasan tambahan dari kisah ketegaran Rencini. Meski membuat dirinya sedih, kisah Rencini mengajarkan pentingnya ketangguhan dalam hidup. [FAH]

Baca juga Dialog Siswa SMK Islam 1 Blitar dengan Penyintas Bom Kampung Melayu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *