27/11/2021

Dialog Penyintas Bom Kuningan dengan Siswa SMAN 4 Tasikmalaya

Aliansi Indonesia Damai – Sebanyak 48 siswa tampak khidmat mengikuti Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Generasi Tangguh” yang digelar AIDA pada (24/11/2021). Salah satu narasumber yang dihadirkan adalah Sudjarwo, penyintas Bom Kuningan tahun 2004 silam. Sudjarwo membagikan kisah ketangguhannya usai mengalami ledakan bom di tempat kerjanya.

Akibat kejadian itu, Sudjarwo mengalami luka parah. Beberapa proyektil juga bersarang di tubuhnya. “Tangan kiri saya cacat permanen. Saya kehilangan 3 ruas jari tangan saya, dan punggung tangan kiri saya. Serta banyak proyektil yang masuk di tubuh saya,” tutur Sudjarwo.

Baca juga Dialog Mantan Napiter dengan Siswa SMAN 6 Tasikmalaya

Tidak mudah bagi Sudjarwo menghadapi masa-masa sulit pascaledakan Bom. Di usianya yang saat itu baru menginjak 21 tahun, ia merasa mimpi-mimpinya terenggut, apalagi ketika dokter mengatakan tubuhnya tak bisa lagi kembali seperti semula. “Perasaan saya hancur. Saya hilang harapan, saya putus asa. Di usia muda saya tidak bisa lagi melakukan hal-hal positif seperti teman saya yang lain. Saya juga takut luka saya jadi cemoohan saat saya bergaul,” kenangnya.

Seiring berjalannya waktu, Sudjarwo mulai memahami bahwa apa pun yang terjadi bukanlah sesuatu yang harus disesali. Dengan dukungan dari keluarga dan teman-teman penyintas yang lain, ia mencoba bersemangat dan mulai berdamai dengan dirinya sendiri. “Ya itu semua tidak mudah, tapi saya terus berusaha,” ujarnya.

Baca juga Mencegah Ekstremisme sejak Dini

Usai menceritakan kisahnya. Beberapa siswa mengajukan pertanyaan kepada Sudjarwo. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah apakah Sudjarwo menyimpan dendam pada pelaku. “Saat saya merasakan dampaknya, ya pasti ada rasa itu. Ada marah, kecewa berkecamuk. Rasa sedih juga dalam hati,” kata Sudjarwo.

Meski demikian, Sudjarwo mengaku dendam itu lambat laun mulai terkikis. “Dendam itu terkikis setelah saya mulai melihat sisi lain dari peristiwa pengeboman. Pertemuan saya dengan para mantan pelaku juga menyadarkan saya bahwa mereka ini adalah juga korban dari pandangan-pandangan dan ajaran ekstrem yang mereka anut,” ujarnya.

Baca juga Dialog Siswa SMAN 1 Manonjaya dengan Mantan Napiter

Pertemuan dan dialog intensif dengan sesama korban dan juga dengan mantan pelaku pengeboman justru semakin menguatkan ketangguhan Sudjarwo. “Saya yakin apa yang menimpa saya adalah hal yang terbaik yang diberikan untuk kita dari Allah. Saya percaya itu. Dan saya sudah buktikan,” katanya memungkasi. [LADW]

Baca juga Kepala SMA Al Muttaqin: Generasi Mendatang Cinta Damai

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *