29/11/2021

Pesan Ketangguhan Pelajar Tasikmalaya (Bag. 1)

Aliansi Indonesia Damai- Pada pekan kedua November 2021, AIDA menggelar safari perdamaian virtual di beberapa sekolah di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kegiatan dikemas dalam bentuk Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh.” Kegiatan daring ini diselenggarakan di SMAN 1 Manonjaya, SMA Al Muttaqin, dan SMAN 5 Tasikmalaya.

Dalam kegiatan itu, AIDA menghadirkan Tim Perdamaian yang terdiri dari unsur mantan anggota kelompok ekstremisme kekerasan dan penyintas terorisme. Mereka berbagi cerita dan pengalaman hidup di hadapan sekitar 55 siswa di setiap sekolah. Melalui kisah itu, AIDA berharap generasi muda mengambil pembelajaran (ibroh) dan ikut membangun perdamaian Indonesia.

Baca juga Dialog Siswa SMAN 1 Manonjaya dengan Mantan Napiter

Antusiasme peserta dibuktikan dengan keaktifan dalam forum. Banyak peserta menyampaikan pertanyaan dan pernyataan melalui kolom chat aplikasi Zoom. Sebagian di antaranya membagikan pelajaran nilai-nilai ketangguhan yang diperoleh dari kegiatan ini.

Siswi peserta kegiatan di SMAN 1 Manonjaya, Senin (15/11/2021), mengungkapkan, dirinya mendapatkan pembelajaran menarik dari kisah penyintas. Menurut dia sangat penting selalu berhati-hati dan waspada dalam melakukan segala aktivitas. Selain itu yang paling penting, sebelum melakukan segala kegiatan hendaknya diawali dengan doa dan berserah diri kepada yang Mahakuasa.

Baca juga Kepala SMA Al Muttaqin: Generasi Mendatang Cinta Damai

Ia juga belajar ketangguhan dari penyintas yang mampu bangkit dari musibah yang berat. “Walaupun keadaan tidak kembali seperti semula, namun korban juga mengajarkan kita untuk tidak menyerah dengan keadaan,” ujarnya.

Peserta lain di SMAN 1 Manonjaya mengungkapkan pembelajaran yang ia dapatkan dari mantan anggota kelompok ekstremisme kekerasan yang pernah bergabung dengan ISIS di Suriah. Dari kisahnya, ia belajar tentang pentingnya menyaring setiap informasi yang beredar, khususnya di media sosial.

Baca juga Dialog Siswa SMA Al-Muttaqin Tasikmalaya dengan Penyintas Bom Bali

“Jangan mau mudah diiming-imingi oleh sesuatu yang didapat secara instan. Karena sesuatu yang dimaui atau pengen didapatkan harus dengan usaha atau kerja keras, serta tidak mudah diprovokasi,” ujar siswi yang menjabat ketua OSIS tersebut.

Sementara peserta di SMA Al Muttaqin, Rabu (17/11/2021) menyatakan, ia mendapatkan wawasan tambahan terutama bagaimana kesedihan penyintas terorisme dan perjuangannya untuk bangkit. Ini menjadi hal baru baginya.

Baca juga Dialog Siswa SMAN 3 Blitar dengan Penyintas Bom Bali

Tak mau kalah, Kepala SMA Al Muttaqin turut memberikan pembelajaran ketangguhan setelah menyimak kegiatan. Menurut dia Islam itu rahmatan lil alamin seperti yang ditunjukkan pendiri negara kita yang diantaranya merupakan ulama besar. Sehingga pikiran dan perjuangan mereka harus dirawat.

“Saya berpesan agar anak-anak belajar dengan penuh rasional dengan pertimbangan. Waspada terhadap doktrin-doktrin yang tidak jelas asal-usulnya. Insya Allah, mudah-mudahan selamat dunia dan akhirat,” ujarnya.

Baca juga Pesan Ketangguhan Pelajar Blitar (Bag. 1)

Peserta di SMAN 5 Tasikmalaya, Kamis (18/11/2021) mengatakan, kisah mantan pelaku ekstremisme kekerasan yang telah bertobat menyadarkannya bahwa setiap orang pernah melakukan kesalahan dan pasti memiliki penyesalan dari hidupnya, namun harus bangkit untuk kehidupan di masa depan.

“Mengatasi rasa penyesalan itu memang butuh waktu. Dan kejadian di masa lalu juga banyak banget pelajaran yang bisa diambil hikmahnya untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan,” katanya. [MSH]

Baca juga Pesan Ketangguhan Pelajar Blitar (Bag. 2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *