Pesan Ketangguhan Pelajar Tasikmalaya (Bag. 2)
Aliansi Indonesia Damai- Pekan ketiga November 2021, AIDA menggelar kampanye perdamaian di beberapa sekolah di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kegiatan dikemas dalam bentuk Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh.” Kegiatan daring ini diselenggarakan di SMAN 6 Tasikmalaya dan SMAN 4 Tasikmalaya.
Dalam kegiatan itu, AIDA menghadirkan Tim Perdamaian yang terdiri dari unsur mantan pelaku terorisme dan penyintas terorisme. Mereka berbagi cerita dan pengalaman hidup di hadapan 50-an siswa di setiap sekolah. Melalui kisah itu, AIDA berharap generasi muda mengambil pembelajaran (ibroh) dan terlibat dalam pembangunan perdamaian Indonesia.
Baca juga Generasi Muda Tangguh dari Ekstremisme
Antusiasme peserta dibuktikan dengan keaktifan dalam forum. Banyak peserta mengeluarkan pertanyaan dan pernyataan lewat kolom chat aplikasi zoom. Sebagian di antaranya menyampaikan nilai-nilai ketangguhan yang diperoleh dari kegiatan ini.
Siswi peserta kegiatan di SMAN 6 Tasikmalaya, Senin (22/11/2021), mengungkapkan, pembelajaran yang ia dapatkan dari kisah mantan pelaku terorisme yang telah bertobat adalah keteguhan sikap. “Jangan mudah terjerumus oleh orang lain dan carilah pembenaran dengan berbagai sudut pandang tentang melihat sesuatu,” katanya.
Baca juga Pesan Ketangguhan Pelajar Tasikmalaya (Bag. 1)
Menurut dia, dengan pendirian yang teguh seseorang tidak mudah terbawa arus serta terjerumus oleh informasi yang belum pasti kebenarannya. Selain itu dapat melihat segala sesuatu dari berbagai sisi. “Harus memikirkan ke depannya apakah memiliki risiko yang tinggi bagi kehidupan kita? Apakah akan ada penyesalan yang sangat mendalam bagi diri kita,” tuturnya.
Peserta lain menyatakan, dari kisah korban ia belajar tentang semangat ketangguhan hidup, yakni tidak mudah menyerah dan mengikhlaskan semua yang telah terjadi. Dengan ketangguhan seperti itu, orang mampu mampu menjadikan setiap peristiwa, termasuk musibah berat, sebagai pemompa semangat hidup.
Baca juga Dialog Siswa SMAN 1 Manonjaya dengan Mantan Napiter
Sementara peserta di SMAN 4 Tasikmalaya, Rabu (24/11/2021) menyatakan, dari kisah korban ia memahami pentingnya sabar dan syukur atas musibah yang terjadi. Karena di balik musibah pasti ada hikmah untuk kehidupan ke depan.
Peserta lainnya mengamini pembelajaran tersebut. Ia menambahkan, bahwa meskipun di awal orang sulit menerima kenyataan musibah yang menimpanya, tetapi seiring berjalannya waktu orang harus menerima, bersabar, dan tabah menerima kenyataan.
Baca juga Kepala SMA Al Muttaqin: Generasi Mendatang Cinta Damai
Sementara dari mantan mantan pelaku, siswa tersebut belajar tentang pentingnya sikap kritis, tidak mudah percaya sama orang lain, dan selalu menjaga hubungan dengan orang-orang terdekat, misalnya keluarga dan sahabat. “Jangan mudah percaya terhadap orang yang tidak dikenal, terus yang membuat kelompok belajar diam-diam, misalnya kajian kayak gitu,” ujarnya memungkasi. [MSH]
Baca juga Dialog Siswa SMA Al-Muttaqin Tasikmalaya dengan Penyintas Bom Bali