Home Inspirasi Aspirasi Damai Jalan Baru Mantan Petinggi Jamaah Islamiyah (Bagian 2-Terakhir)

Jalan Baru Mantan Petinggi Jamaah Islamiyah (Bagian 2-Terakhir)

Mantan petinggi Jamaah Islamiyah (JI) Arif Siswanto telah melewati 30 tahun lebih hidup dalam organisasi tersebut. Ada beberapa alasan yang membuat Arif berubah dan ikut membubarkan JI.

Ketiga, kesadaran bahwa perjuangan mereka keliru.Jauh sebelum deklarasi pembubaran JI, saat menjalani pidana di Rutan Cikeas, ia dan beberapa temannya sudah menyadari bahwa perjuangan mereka sudah langkah salah. “Hal itu didasarkan pada perkara atau hukum tentang negara, hukun tentang negara ini bukan perkara hak dan batil, tapi lebih tepat kepada perkara atau konsep showab dan khoto’ (benar dan salah), yang artinya masih perkara ijtihadi,” terangArif.  Maka katanya, “Tidak bisa dipaksakan pendapat yang satu dengan pendapat yang lain, oleh karena itu jika sudah tahu jalannya salah maka bukan ijtihad lagi.”

Keempat, terkait aksi pengeboman yang pernah terjadi. Siswanto berpendapat tentang konflik Moro, Afghanistan dan Ambon atau Poso sebagai hal yang masih bisa dipertimbangkan kebenarannya dengan alasan membela kaum muslimin. Tetapi untuk aksi pengeboman seperti kasus Bom Bali dan lain-lain, ia tidak setuju sama sekali. Menurutnya, “Indonesia berbeda dengan negara-negara yang sedang berkonflik, tidak ada perang di sini,” sehingga tidak ada alasan untuk melakukan aksi pengeboman.

Baca juga JI Kembali ke NKRI: Menyimak Penuturan Mantan Petingginya (Bag. 1)

Berbagai faktor kesahahan JI tersebut, membuat Siswanto sadar untuk mengentikan laju organisasi. Meskipun salah, Siswanto belum menemukan waktu yang pas. Momentum baru muncul pada tahun 2024, dimana 99 persen pimpinan JI sepakat untuk membubarkan JI pada 30 Juni 2024 di Bogor. Meskipun masih ada beberapa orang  JI yang belum setuju, namun hanya 1 persen anggota. Arif Siswanto sendiri menjadi salah satu deklarator pembubaran bersama Para Wijayanto, Abu Rusydan dan lain-lain.

Di hadapan peserta pelatihan Petugas Lapaas pada akhir Mei 2025 lalu, Siswanto meyakinkan audiens bahwa ia dan JI telah dan secara sadar benar-benar berubah. Ia pun berpesan agar orang yang tepapar paham teroris harus diberlakukan secara adil dan manusiawi. “Karena saya sendiri berubah setelah diberikan ruang untuk berdialog,” katanya memberi alasan.

Siswanto dan beberapa pimpinan JI lain juga telah berkomitmen untuk mengembalikan ribuan orang JI menuju perdamaian. Selesai (FP).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *