Menjadi Korban karena Menyelamatkan Korban
Aliansi Indonesia Damai– Nugraha Agung Laksono tak pernah menyangka akan menjadi salah satu korban teror bom di Terminal Kampung Melayu, Mei 2017 silam. Agung yang tengah menolong korban ledakan, justru turut menjadi korban dari bom kedua.
Saat itu, Agung sedang berkumpul bersama teman-temannya sesama sopir angkutan kota. Ketika waktu menunjukkan pukul 20.30 WIB, tanpa disangka ledakan cukup besar mengguncang. Mulanya Agung tak tahu bahwa ledakan itu berasal dari bom. Namun setelah aparat keamanan berdatangan dan memberikan pertolongan, Agung pun menyadari bahwa telah terjadi aksi terorisme. Agung membantu mengevakuasi beberapa orang yang terluka.
Baca juga Mengalah Tak Berarti Kalah
Saat hendak berupaya menggotong seorang pria yang masih tergeletak di jalan, ledakan kedua muncul. “Saya mau angkat (korban) tapi tidak kuat, saya mau minta tolong ke orang sekitar, tiba-tiba ledakan lagi,” tutur Agung dalam salah satu kegiatan bersama AIDA.
Pandangan Agung menjadi kabur dan telinganya berdenging. Ia pun mencoba menyelamatkan diri sendiri. Ia mencegat angkutan umum untuk menuju rumah sakit. Namun sopir dan penumpang merasa takut melihat kondisinya. Agung mengurungkan niatnya dan memilih berjalan ke warung kakak iparnya. Sayang karena tak kuat lagi menopang tubuhnya, Agung terjatuh. Beruntung teman-teman yang tadinya nongkrong bareng menemukannya dan membawanya ke rumah sakit.
Baca juga Keikhlasan Penyintas Bom Kampung Melayu
Dari hasil pemeriksaan medis, kaki Agung mengalami luka cukup parah sehingga harus dioperasi. Ia pun harus menginap di rumah sakit selama sembilan hari. Tak berhenti di situ, selama 6 bulan Agung harus rutin periksa ke dokter dengan menggunakan tongkat. “Namanya saya hidup di jalan saya ga betah pake tongkat,” imbuh Agung.
Pemerintah menanggung seluruh biaya rawat inapnya. Tetapi ketika rawat jalan, biaya dibebankan kepada Agung. Lantaran tidak ingin terus menerus menambah beban ibunya, Agung pun melepas tongkat. Keluarganya sempat marah akan hal tersebut. Namun lama kelamaan keluarga menerima. Sampai hari ini Agung merasa sudah kembali normal dan bisa berjalan dengan baik. Namun jika berdiri terlalu lama kerap mengalami kram.
Akibat musibah itu, Agung sempat merasa trauma dan takut ketika menuju lokasi ledakan. Namun Agung mengaku tidak menaruh dendam terhadap pelakunya. “Saya yang penting sehat. Karena kejadian ini sudah lama, saya sudah lepas semua dari hati dan pikiran. Ga ada dendam sekali,” ujarnya lugas.
Baca juga Menjadi Pahlawan Keluarga