08/01/2021

2021: Instrospeksi untuk Kemaslahatan

Momentum tahun baru akan lebih bermakna jika kita mampu melihat ke belakang, mensyukuri segala nikmat, serta melakukan refleksi diri agar bisa menjalani hari esok lebih baik.

Tahun 2020 menjadi tahun yang tidak mudah bagi kita semua, terutama karena pandemi Covid-19. Situasi apa pun mengindikasikan bahwa Allah SWT masih sayang kepada kita. Bagi seorang bijak, selalu ada hikmah di balik setiap musibah.

Kita patut bersyukur bahwa kita masih bisa menerima limpahan rezeki dan karunia Allah SWT hingga tahun ini. Boleh jadi rezeki tersebut berupa kesehatan, diselamatkan atau disembuhkan dari wabah Covid-19, berkumpul dengan keluarga, hingga kenyamanan beraktivitas. Kedamaian yang kita rasakan saat ini merupakan buah dari minimnya aksi ekstremisme kekerasan yang terjadi selama tahun 2020.

Baca juga Menaklukkan Hati dengan Hati

Meskipun demikian, ada banyak pencapaian yang tertunda akibat pandemi di tahun 2020.  Masing-masing kita lantas mematok target di tahun 2021. Namun ada satu keutamaan bagi seorang muslim yang tak kalah penting dari kesuksesan dunia, yaitu takwa. Alangkah baiknya jika manusia tidak hanya berlomba untuk memperbaiki hal-hal duniawi tetapi juga ukhrawi. 

Awal tahun 2021 ini harus kita isi dengan introspeksi; tentang apa-apa yang kita jalani dan capai di tahun lalu. Perintah untuk berintropeksi terkandung secara jelas dalam QS Al Hasyr ayat 18:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan.” 

Baca juga Generasi Z Menghadapi Ekstremisme

Sebelum perintah untuk intropeksi terhadap apa yang telah diperbuat, ayat tersebut memerintahkan manusia untuk bertakwa kepada Allah SWT. Dapat disimpulkan bahwa intropeksi terbaik adalah intropeksi terhadap ketakwaan kita, yaitu perihal yang berkaitan erat dengan iman, Islam dan ihsan.

Keimanan dan keislaman seseorang menjadi rahasia seorang hamba dengan Tuhannya. Hal ini berhubungan dengan bagaimana seorang hamba berkomunikasi dengan Sang Pencipta melalui berbagai macam ibadah.

Sedangkan konsep ihsan lebih kepada bagaimana manusia sebagai makhluk Allah berusaha untuk terus berlaku baik, salah satunya adalah dengan menjaga kemaslahatan umum. Hal ini merujuk pada kondisi masyarakat yang sejahtera, penuh kedamaian, dan minimnya ancaman bahaya.

Baca juga Dari Penyintas Muda untuk Perdamaian Indonesia

Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, sangat menekankan pentingnya menegakkan kemaslahatan publik. Muslim yang baik adalah orang yang kehadirannya tidak menyusahkan, apalagi menyakiti dan membuat orang lain menderita. Tentunya konsep maslahah harus dapat diaplikasikan seluas mungkin. Jangan sampai konsep maslahah hanya memberikan manfaat bagi segelintir orang dan justru membahayakan yang lain. 

Konsep ihsan berkaitan erat dengan bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain. 

خير الناس أنفعهم للناس

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).

Baca juga Teladan Pemaafan dari Nabi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *