Peran Perdamaian Sosok Ibu
Aliansi Indonesia Damai- Beberapa waktu lalu AIDA bersama Pengurus Daerah Aisyiyah Banyumas menggelar Pengajian Daring Bedah Buku La Tay’as: Ibroh dari Kehidupan Teroris dan Korbannya. Kegiatan diikuti oleh 73 aktivis Aisyiah Banyumas, Jawa Tengah.
Salah satu narasumber yang hadir adalah penulis buku La Tay’as, Hasibullah Satrawi. Ia mengingatkan para peserta tentang pentingnya peran sosok ibu dalam menyampaikan pesan-pesan perdamaian. Baginya, ibu adalah sumber kehidupan. “Ibarat mata air yang mengalir, sekalipun tercemar oleh air kotor di sekitarnya, selama sumbernya jernih dan bagus, maka itu akan menghanyutkan air-air yang kotor,” ujarnya.
Baca juga Pendidikan Damai Sejak Dini
Hasib mencontohkan kisah mantan narapidana terorisme, Choirul Ihwan, yang juga menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Itu. Irul, sapaan akrab Choirul Ikhwan, sempat mengkafirkan keluarganya, termasuk ibunya sendiri. Namun meski telah dikafirkan oleh putranya, sang ibu tetap menantikan putranya pulang hingga ajal menjemput.
Saat masa pelarian dari kejaran polisi, sosok ibu hadir dalam mimpi-mimpi Irul. Hal yang lantas membuat pemahaman ekstremnya goyah dan akhirnya memutuskan keluar dari kelompok kekerasan.
Baca juga Aisyiyah Banyumas Dukung Pertobatan Mantan Teroris
Sementara di sisi lain, ada sosok ibu tangguh seperti Hayati Eka Laksmi, narasumber lain dalam kegiatan ini. Suaminya, Imawan Sardjono, meninggal dunia akibat serangan Bom Bali 2002. Tak pelak ia harus menjadi orang tua tunggal bagi kedua buah hatinya yang kala itu masih balita. Hayati Eka terus mendidik anaknya agar tidak memendam amarah dan dendam kepada para pelaku.
Menurut Hasib ada tiga pembelajaran penting dari pengalaman hidup Hayati Eka. Pertama, ketangguhan seorang istri yang harus mandiri setelah ditinggalkan oleh suami. Kedua, ibu yang tidak putus asa menghadapi semua dampak yang terjadi. Ketiga, sebagai muslimah yang berjuang sebagai minoritas di Bali.
Baca juga Dukungan Pertobatan Mantan Teroris
Dalam hematnya, salah satu ikhtiar yang dapat ditempuh oleh seorang Ibu untuk menyampaikan misi perdamaian kepada anak-anak generasi penerus bangsa adalah pendekatan kisah. “Coba kita kisahkan perdamaian ini kepada anak-anak kita ketika mereka akan tidur. Itu akan semakin menguatkan peran kita dalam memastikan masa depan bangsa yang rahmatan lil ‘alamin,” ucapnya memungkasi. [FL]
Baca juga Perjumpaan Aktivis Aisyiyah dengan Penyintas Bom Bali