Afirmasi Diri:
Kisah yang Menjelma Makna dan Kata-kata
“Jangan pernah menyerah dalam hidup, karena ada orang yang punya masalah lebih besar dan lebih berat dari kita. Kita harus tetap kuat dan semangat jalani hidup ini”
Aliansi Indonesia Damai- Pernyataan di atas dilontarkan salah seorang pelajar asal SMAN 1 Makassar dalam acara dialog interaktif virtual yang digelar AIDA beberapa waktu lalu. Dengan percaya diri, seorang siswi itu menyerap hikmah dari kisah pertobatan mantan pelaku terorisme dan ketangguhan korbannya. Dari kedua narasumber, ia menyadari bahwa hidup harus terus dijalani sekalipun penuh masalah. Tidak perlu berputus asa, karena setiap orang punya masalahnya sendiri. Bisa jadi masalah yang kita hadapi tidak lebih besar daripada persoalan hidup yang menimpa orang lain.
Baca juga Berdakwah di Era Digital
Kedua narasumber tersebut (pelaku dan korban) diperkenalkan oleh AIDA sebagai tim perdamaian. Sebab, mereka memberi inspirasi tentang arti perdamaian yang sesungguhnya. Secara logika rasanya tidak mungkin kedua belah pihak bisa bertemu, apalagi sampai saling memaafkan dan bersama-sama mengampanyekan perdamaian bagi khalayak luas. Namun yang terjadi justru sebaliknya, mereka menitikberatkan pada semangat persaudaraan dengan memberikan inspirasi kebangkitan dari masa lalu yang kelam.
Mereka telah memberikan pembelajaran bagi siswa-siswi yang dikunjungi AIDA. Inspirasi itu kemudian muncul menjadi kalimat-kalimat optimis dan damai dari banyak siswa. Itu artinya, kisah mempunyai kekuatan makna yang luar biasa. Susunan kalimat yang disampaikan dari pengalaman mereka mendapatkan kesan yang positif di kalangan siswa dan bertransformasi menjadi kata-kata damai, tangguh, cinta, hebat dan lain-lain, termasuk melahirkan kalimat afirmasi sebagai bekal ketangguhan bagi para pelajar.
Kekuatan Kata-kata
Sebuah kata-kata dalam kalimat yang disampaikan dan disimak dengan baik oleh kita, akan meninggalkan jejak dalam bentuk pemaknaan atas kalimat tersebut. Kalimat yang ditujukan untuk memengaruhi pikiran sadar dan bawah sadar, sehingga pada gilirannya memengaruhi perilaku, pola pikir, kebiasaan dan lingkungan. Itulah kenapa kita dianjurkan untuk memberikan kalimat positif ke orang lain atau alasan mengapa kita bertenaga lagi setelah membaca kalimat penyemangat dan kata-kata dari motivator.
Telah banyak kajian psikologi yang meriset tentang pentingnya kalimat positif yang dikenal dengan Self-affirmation. Sederhananya, self-affirmation adalah frasa atau pernyataan positif yang digunakan untuk menantang pikiran negatif atau yang tidak membantu. Mempraktikkan Self-affirmation bisa sangat sederhana, dan yang perlu kita lakukan hanyalah memilih frasa tertentu dan mengulanginya untuk menguatkan diri sendiri.
Baca juga Mengenal Simbol-Simbol Perdamaian
Para peneliti menyebutkan, self-affirmation tidak hanya memengaruhi respon kognitif atas informasi dan peristiwa yang mengancam individu, tetapi juga adaptasi fisiologis dan perilaku mereka yang sebenarnya. Claude Steel, tokoh psikologi sosial yang mempopulerkan teori self-affirmation adalah pertahanan diri dari sebuah ancaman berupa informasi yang menyerang konsep diri seseorang.
Generasi Berkarakter Tangguh
Dari hasil penelitian, self-affirmation telah mengubah cara berpikir dan berperilaku seseorang dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan yang akan dihadapi. Misal bagi pelajar, self-affirmation bisa lebih tenang menghadapi masalah yang muncul dalam dunia akademik atau bagi pasien yang mengalami penyakit kronis, self-affirmation teruji mampu menguatkan keinginan akan sehat dan mempunyai pikiran yang positif atas penyakitnya (Sari, 2013; Siswanti, 2013).
Secara tidak langsung self-affirmation bisa membuat seseorang lebih percaya diri dalam menjalani kehidupan, sebab melakukan self-affirmation membuat kita memiliki pribadi yang tangguh dengan prinsip yang jelas dan tidak mudah termakan oleh cibiran, hasutan bahkan berita bohong. Barangkali self-affirmation menjadi salah satu skill kunci yang penting bagi perkembangan remaja kita untuk menjadi generasi tangguh yang mampu berpikir logis dalam menerima informasi dan tidak takut mengenai kegagalan.
Baca juga Membaca Ayat-Ayat Kauniyah Perdamaian
Kita berharap kisah-kisah korban dan mantan pelaku terorisme tidak hanya menjadi pengetahuan sesaat yang diterima oleh generasi muda. Lebih dari itu, kekuatan kisah dan kata-katanya mengafirmasi bagi pertumbuhan dan pembentukan jati diri generasi muda yang betul-betul cinta akan perdamaian dan peduli akan masa depan bersama.